bet365足球投注

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA 鈥� Mantan Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode M Syarif meminta Mahkamah Agung (MA) menyikapi secara serius mafia peradilan di kasus suap Rp 60 miliar terhadap hakim Pengadilan Tipikor.

Kasus ini bukan hanya perkara oknum hakim tetapi perbuatan yang dilakukan secara sistematis, yang melibatkan banyak pihak.

Baca juga: Wakil Ketua DPR Apresiasi Mutasi Hakim dan Panitera: Untuk Perbaiki Integritas Peradilan

Laode mengatakan kasus dugaan suap Rp 60 miliar terhadap hakim Pengadilan Tipikor sangatlah disesalkan.

Dijelaskannya, sebelumnya tersangka 聽dugaan suap kasus CPO Ketua Pengadilan Jakarta Selatan Muhammad Arif Nuryanta (MAN) sudah lulus tersertifikasi untuk menjadi hakim 迟颈辫颈办辞谤.听

鈥淭api kelakuannya masih menerima suap juga. Ini sesuatu yang tidak bisa dimaafkan,鈥� kata Laode.

Tindakan menerima suap ini tidak hanya merusak citra dia secara pribadi, tetapi juga mencoreng nama institusi Mahkamah Agung (惭础).听

Mencermati kasus dugaan suap Rp 60 聽miliar terhadap MAN ini, Laode 聽menduga tidak hanya hakim saja yang bermain.聽

Ada kemungkinan para pengacara yang mencoba menyuap. Bahkan disampaikan juga kepada panitera pengadilan.聽

鈥淜alau hanya satu orang yang terlibat mungkin hanya satu dari sejumlah hakim, tapi ini seluruh majelis hakimnya terima, dan paniteranya pun jadi perantara. Berarti ini perilaku bukan hanya hakimnya, tetapi juga aktor lain. Baik pengacara maupun panitera,鈥� papar Laode.

Dengan demikian, lanjut Laode, perkara suap Rp 60 miliar ini bukan hanya perkara oknum. Tetapi perbuatan yang sistematis.聽

"Sehingga ini harus disikapi dengan serius oleh MA maupun organisasi pengacara, apakah Peradi atau apa,鈥� ungkapnya.

Baca juga: Kasus CPO, Hakim dan Pengacara yang Terlibat Kasus Suap Rp 60 M Diharapkan Mendapat Hukuman Berat

Kasus suap hakim yang melibatkan pengacara maupun panitera bukan hanya sekali ini saja.聽

Sebelumnya juga sudah berulang kali terjadi. 聽

鈥淚ni merupakan kabar gelap bagi sistem peradilan di Indonesia,鈥� papar Laode.