TNI AL Punya Tunggakan BBM Rp 3,2 Triliun ke Pertamina, KSAL Minta Pemutihan Hingga Subsidi
KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali mengungkap TNI AL saat ini memiliki tunggakan bahan bakar kepada Pertamina sebesar Rp 3,2 triliun.Â
Penulis:
Reza Deni
Editor:
Adi Suhendi
"Jadi seharusnya ada fixed detect sonar, jadi yang dipasang di bawah laut, tapi kita belum memiliki sehingga mungkin kelemahan kita di pendeteksi kapal selam asing yang melalui ALKI itu kita tidak bisa monitor," kata Ali.
TNI AL, kata Ali, baru mengajukan pengadaan sensor alat deteksi bawah laut ke Kementerian Pertahanan (Kemenhan).Â
Adapun saat ini, pihaknya masih menggunakan Sistem Pusat Komando Angkatan Laut (Sispuskodal) Tahap I untuk mendeteksi ancaman laut.
Namun, deteksi melalui Sispuskodal itu belum bisa digunakan untuk mendeteksi di bawah laut.
"Komprehensif dalam aspek pengawasan jarak jauh mencapai 50 persen, kawasan pesisir dan perairan teritorial 30 persen, pengawasan bawah laut 0 persen. Ini pengawasan bawah laut kita belum memiliki sensor sama sekali, baru pengajuan ke Kementerian Pertahanan," kata Ali.
Menyikapi hal tersebut, anggota Komisi I DPR Elita Budiarti mengatakan tidak adanya alat pendeteksi kapal selam asing membuat kawasan laut Indonesia yang luas menjadi rawan.
"Betapa ancaman di bawah laut itu perlu sangat diperhatikan oleh kita. Betapa ancaman bawah laut kita itu sangat luar biasa," ujar Elita.
Ia mengatakan, Indonesia sebagai negara maritim seharusnya memiliki alat pendeteksi kapal selam asing.
"(TNI AL) Belum mempunyai alat untuk mendeteksi kapal selam. Kebayang tidak sih, Pak? Sekarang kita 65 persen Indonesia itu berisi laut, tetapi manakala kita diserang dari laut, misalkan dari kapal selam, ya kita habis, lah, kita," ujar Elita.
(bet365×ãÇòͶעnews.com/ Reza Deni/ kompas.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.