Konflik Rusia Vs Ukraina
Inggris Sambut Hangat Kedatangan Zelensky usai Diusir Trump, PM Keir Starmer: Kami Mendukung Anda
Keir Starmer dan Volodymyr Zelensky bertemu selang sehari setelah berselisih dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Gedung Putih.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer memberikan sambutan hangat kepada Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky di London.
Keduanya bertemu selang sehari setelah Zelensky berselisih dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Gedung Putih.
Banyak warga Inggris bersorak saat konvoi Zelensky memasuki Downing Street. Sesampainya di sana, Zelensky dipeluk oleh Starmer dan berpose untuk difoto sebelum menuju ke dalam kediaman resmi Perdana Menteri Inggris.
"Anda sangat diterima di sini di Downing Street," ujar Starmer kepada Zelensky, dilansir dari VOA News, Minggu (2/3/2025).
"Dan seperti yang Anda dengar dari sorak-sorai di luar, Anda mendapat dukungan penuh dari seluruh Inggris Raya. Kami mendukung Anda dan Ukraina selama yang diperlukan."
Zelensky pun berterima kasih kepada Inggris.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Anda dan rakyat Inggris atas dukungan yang begitu besar sejak awal perang ini."
Setelah itu, kedua pemimpin berdiskusi secara tertutup selama sekitar 75 menit. Mereka berpelukan lagi saat Starmer mengantar Zelensky ke mobilnya.
Zelensky dijadwalkan untuk bertemu dengan Raja Charles III pada Minggu hari ini.
Starmer dan Zelensky mengumumkan perjanjian pinjaman senilai USD 2,84 miliar untuk mendukung kemampuan pertahanan Ukraina, yang akan dibayar kembali dengan keuntungan dari aset Rusia yang dibekukan.
Dukungan AS untuk Ukraina
Meski baru-baru ini berselisih dengan Trump, Zelensky menekankan pentingnya dukungan dari AS bagi Ukraina.
Baca juga: Zelensky Optimis Perbaiki Hubungan Ukraina-AS Pasca Cekcok dengan Trump
Perselisihan antara Zelensky dan Trump menambah kekhawatiran di Eropa mengenai sikap Washington terhadap perang Rusia di Ukraina.
Sebelumnya Trump menyatakan, Ukraina tidak siap untuk berdamai dengan Rusia, yang memicu reaksi kuat di kalangan sekutu Eropa.
Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock mengatakan bahwa peristiwa tersebut menandai dimulainya era baru yang berisiko.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.