Beda Pendapat Gubernur Kaltim dan Gubernur Bengkulu soal Dedi Mulyadi 'Gubernur Konten'
Perbedaan pandangan antara Gubernur Kaltim Rudy Mas'ud dan Gubernur Bengkulu Helmi Hasan soal Dedi Mulyadi 'Gubernur Konten' memicu kontroversi.
Editor:
Glery Lazuardi
Saat rapat, Dedi mengungkapkan bahwa konten-kontennya yang viral justru memberikan dampak positif bagi anggaran belanja iklan Pemprov Jawa Barat.听
鈥淎lhamdulillah dari konten yang saya miliki itu bisa menurunkan belanja rutin iklan,鈥 kata Dedi.听
Dedi menjelaskan bahwa sebelumnya Pemprov Jawa Barat mengeluarkan dana Rp 50 miliar untuk belanja iklan, namun setelah konten-kontennya viral, pengeluaran tersebut turun drastis menjadi hanya Rp 3 miliar.
Baca juga: Disebut Gubernur Konten, Dedi Mulyadi: Alhamdulillah, Irit Puluhan Miliar, tapi Viral Terus
Kontroversi dalam Dunia Kepemimpinan Sosial Media
Perbedaan pandangan ini mencerminkan perdebatan mengenai peran media sosial dalam pemerintahan.听
Dedi Mulyadi, yang dikenal dengan sebutan "Gubernur Konten," telah menggunakan media sosial untuk lebih dekat dengan rakyat dan menyampaikan kebijakan-kebijakan daerah.听
Di sisi lain, sindiran dari Rudy Mas'ud menyoroti dampak dari ketergantungan terhadap media sosial dalam kepemimpinan.听
Apa pun pandangan yang diambil, satu hal yang jelas: media sosial kini menjadi alat yang tidak bisa diabaikan dalam dunia politik modern.
Rekam Jejak Dedi Mulyadi dan Pengaruh Media Sosial
Dedi Mulyadi, yang dikenal dengan kemampuannya dalam memanfaatkan media sosial untuk berkomunikasi dengan masyarakat, terus mendapat perhatian publik.听
Kendati mendapat kritik dan sindiran, ia tetap yakin bahwa konten-konten yang dibuatnya memberikan dampak positif dalam hal komunikasi pemerintahan dan pengelolaan anggaran.听
"Biasanya iklan di Pemprov Jabar kerja sama medianya Rp 50 miliar. Sekarang cukup Rp 3 miliar tapi viral terus,鈥 tegas Dedi.
Kisah ini menunjukkan bagaimana peran media sosial dalam pemerintahan semakin tidak terelakkan, dengan setiap gubernur memiliki pendekatannya masing-masing.
Perdebatan antara Gubernur Kaltim dan Gubernur Bengkulu hanya memperjelas bagaimana media sosial dan konten menjadi bagian tak terpisahkan dari politik dan komunikasi modern.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.