Longsor di Pekalongan
Walhi Sebut Longsor di Pekalongan Bukan Hanya Disebabkan oleh Hujan Lebat
Walhi menyebut penyebab longsor di Pekalongan tak hanya curah hujan yang tinggi. Perubahan lanskap juga jadi penyebab
Penulis:
Muhammad Renald Shiftanto
Editor:
Wahyu Gilang Putranto
Demikian yang disampaikan Kepala BNPB, Suharyanto.
Ia menuturkan, TMC ini diajukan oleh Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana.
"Besok (Kamis) sudah mulai dilaksanakan operasi modifikasi cuaca di Pekalongan. Satu-dua hari sampai seminggu ke depan agar tidak terjadi cuaca ekstrem, sehingga pencarian tidak terganggu," kata Suharyanto dalam keterangan tertulis, Rabu (22/1/2025).
Mengutip Kompas.com, tim di lapangan mengalami kesulitan melakukan pencarian korban karena cuaca.
Terlebih, dua hari kebelakang terjadi hujan berat selama proses pencarian berlangsung.
Ia juga menambahkan, sejumlah alat berat juga belum bisa masuk karena akses terputus.
Korban hilang, ujarnya, akan dicari hingga ketemu.
Berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP), waktu pencariannya memang 7x24 jam.
Namun disepakati akan ada penambahan waktu sesuai permintaan ahli waris atau keluarga korban yang berharap keluarganya ditemukan.
Diketahui, jumlah korban meninggal dalam bencana ini bertambah jadi 21 orang, per Rabu (22/1/2025) pukul 18.20 WIB.
Korban terakhir ditemukan di sungai, dan kini lima orang lainnya masih dalam pencarian.
Kini, tim SAR gabungan tengah mencari warga yang masih dinyatakan hilang.
Sebagian artikel ini telah tayang di bet365×ãÇòͶעJateng.com dengan judul
(bet365×ãÇòͶעnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(bet365×ãÇòͶעJateng.com, Iwan Arifianto)(Kompas.com, Titis Anis Fauziyah)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.