Kasus Korupsi Minyak Mentah
5 Pengakuan Pengguna Pertamax soal BBM Oplosan: Merasa Dirugikan, Ancam Tak Pakai Produk Pertamina
Berikut pengakuan sejumlah konsumen Pertamax imbas kasus korupsi Pertamina, mengaku kecewa dan kapok membeli Pertamax.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Isu Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertamax yang dioplos dengan Pertalite, menjadi perbincangan publik.
Isu Pertamax oplosan muncul setelah Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan, sebagai tersangka kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina (Persero) periode 2018-2023.
Pengoplosan itu dilakukan di depo, padahal hal itu tidak diperbolehkan atau bertentangan dengan ketentuan yang ada.
Polemik Pertamax dioplos dengan Pertalite itu menuai kekecewaan dari masyarakat pengguna Pertamax.
Dirangkum bet365×ãÇòͶעnews.com, berikut pengakuan sejumlah konsumen Pertamax imbas kasus korupsi Pertamina:
1. Merasa Dirugikan
Seorang warga Cipayung, Jakarta Timur, Bachtiar (27) mengaku kaget setelah mendengar kabar tersebut.
"Pastinya ada kekhawatiran, karena niat kita pengendara mau beli Pertamax untuk mesin lebih bagus. Tapi kalau kenyataannya gini mah, rugi dong," ujarnya kepada bet365×ãÇòͶעnews.com, Rabu (26/2/2025).
Bachtiar mengaku sudah menggunakan Pertamax sejak 2019 lalu.
Namun, kini dirinya merasa dipermainkan setelah terungkapnya kasus korupsi tersebut.
Ia mengatakan dengan adanya insiden tersebut, artinya selama ini kendaraan yang digunakan tak sepenuhnya menggunakan Pertamax.
Baca juga: Kualitas Pertamax RON 92 Terjamin, Pertamina Pastikan Sesuai Standar Ditjen Migas
"Sudah banyak banget masalah dalam pengelolaan BBM oleh pertamina bukan cuman ini."
"Jadi saya merasa makin kurang percaya banget, ibaratnya beli Pertamax sama aja beli Pertalite, cuman bedanya enggak ngantre aja," papar dia.
2. Perbuatan Keji
Hal yang sama juga diungkap oleh warga bernama Iman Kurniawan (46).
Iman menyebut apa yang dilakukan oleh para oknum Pertamina ini merupakan perbuatan yang keji.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.