Konflik Palestina Vs Israel
Alasan Yahudi Ultra Ortodoks Terus Protes Wajib Militer Israel, Studi Taurat Jadi Tugas Utama Mereka
Puluhan orang Yahudi ultra-Ortodoks berdemonstrasi di luar pangkalan perekrutan dekat Tel Aviv pada hari Senin menentang wajib militer.
Editor:
Muhammad Barir
Alasan Yahudi Ultra Ortodoks Protes Wajib Militer Israel, Studi Taurat Adalah Tugas Utama Mereka
TRIBUNNEWS.COM- 聽Puluhan orang Yahudi ultra-Ortodoks berdemonstrasi di luar pangkalan perekrutan dekat Tel Aviv pada hari Senin (28/4/2025) menentang wajib militer.
Ada alasan, orang Yahudi ultra-Ortodoks menolak untuk bergabung dengan militer terkait dengan Taurat.
Haredim berpendapat bahwa studi Taurat adalah tugas utama mereka dan bahwa integrasi ke dalam masyarakat sekuler mengancam identitas keagamaan mereka.
Selama puluhan tahun, para pria Haredi telah menghindari wajib militer pada usia 18 tahun, melalui penangguhan berulang yang terkait dengan pendaftaran yeshiva, hingga mencapai usia pengecualian yaitu 26 tahun.
Pihak oposisi menuduh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mendorong undang-undang baru untuk memulihkan pengecualian Haredi demi memuaskan mitra koalisi Shas dan United Torah Judaism, yang mempertaruhkan keruntuhan pemerintah.
Polisi Perbatasan bentrok dengan beberapa pengunjuk rasa dan menggunakan kekerasan untuk menjaga ketertiban, termasuk mendorong, menyeret, dan, dalam beberapa kasus, menendang orang-orang yang mencoba melanggar garis keamanan.
Aksi protes tersebut, yang memblokir jalan dan melumpuhkan sebagian wilayah pusat kota Yerusalem, diiringi dengan teriakan-teriakan seperti 鈥淶ionis bukan Yahudi鈥 dan 鈥淜ami lebih baik mati daripada mendaftar.鈥
Komunitas Haredi, yang mencakup sekitar 13 persen dari 10 juta penduduk Israel, terus memprotes wajib militer menyusul putusan Mahkamah Agung pada 25 Juni 2024, yang mengamanatkan pendaftaran mereka dan menghentikan pendanaan untuk yeshiva (sekolah agama) yang siswanya menolak wajib militer.
Menurut lembaga penyiaran publik KAN, protes tersebut terjadi di lingkungan Tel Hashomer untuk menentang wajib militer para siswa lembaga keagamaan.
Rekaman video menunjukkan protes tersebut berubah menjadi kekerasan di tengah bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi Israel, yang mencoba menyingkirkan demonstran yang memblokir jalan dekat pangkalan tersebut.
Harian Yedioth Ahronoth mengatakan para pengunjuk rasa berusaha mengganggu proses perekrutan di tengah nyanyian yang mengecam wajib militer bagi orang-orang Yahudi ultra-Ortodoks.
鈥淛angan bunuh diri,鈥 鈥淚ni neraka,鈥 dan 鈥淢ereka Nazi,鈥 teriak para pengunjuk rasa saat tentara baru memasuki pangkalan perekrutan, menurut surat kabar tersebut.
Seorang pengunjuk rasa ditahan oleh polisi karena membawa bendera Israel dengan simbol swastika Nazi, bertuliskan 鈥渂endera baru Israel,鈥 KAN melaporkan.
Konflik Palestina Vs Israel
Pentagon: Amerika Serikat Telah Menyerang Lebih dari 1.000 Target di Yaman Sejak Pertengahan Maret |
---|
Pesawat Tempur AS dan Inggris Melancarkan Enam Serangan Udara Gabungan di Provinsi Sanaa Yaman |
---|
Bos Shin Bet Ronen Bar Mundur, Resmi Tinggalkan Jabatan pada 15 Juni 2025 |
---|
ICC Kunci Mulut Jaksa, Surat Penangkapan Pejabat Israel Dilarang Diumumkan ke Publik |
---|
Kaum Yahudi Ultra-Ortodoks Memprotes Wajib Militer Israel, Sinyal Merah Buat IDF |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.