Trump Terapkan Tarif Timbal Balik
Tarif Impor Trump Bisa Memukul Balik Perekonomian AS, Dibayangi Resesi dan PHK Jutaan Orang
Kebijakan tarif impor tinggi Donald Trump akan membuat perekonomian AS jatuh ke jurang resesi dan memicu PHK besar-besaran di industri domestik.
Penulis:
Namira Yunia Lestanti
Editor:
Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON 鈥聽Kebijakan tarif tinggi yang diterapkan Presiden Donald Trump terhadap 180 negara mitra dagangnya termasuk China, Jepang dan negara-negara Uni Eropa dikhawatirkan akan memukul balik perekonomian Amerika Serikat.
Kebijakan tarif impor tinggi Donald Trump diyakini akan membuat perekonomian AS jatuh ke jurang resesi dan memicu PHK besar-besaran di sektor industri domestik.
Peringatan tersebut diungkap Mantan Menteri Keuangan AS Lawrence Summers. Dalam wawancara dengan Bloomberg TV, Summers mengungkap adanya risiko resesi dengan kemungkinan 2 juta warga AS kehilangan pekerjaan, sebagai akibat dari kenaikan tarif yang sedang berlangsung.
"Kemungkinan besar kita akan mengalami resesi - dan dalam konteks resesi, kita akan melihat tambahan 2 juta orang menganggur," kata Summers di Wall Street Week saat melakukan wawancara dengan Bloomberg Television.
"Kita akan melihat kerugian dalam pendapatan rumah tangga sebesar 5.000 dolar per keluarga atau lebih,鈥 imbuh Summers, yang merupakan profesor Universitas Harvard.
Menurut Summers, kebijakan tarif Trump saat ini lebih ekstrim dari tarif yang diterapkan pada tahun 1930.
Meskipun Trump telah berulang kali mengklaim kenaikan tarif akan membantu menghasilkan pendapatan bagi pemerintah AS, mengurangi defisit perdagangan, dan merevitalisasi manufaktur AS.
Namun kebijakan tersebut dapat menaikkan harga, merugikan konsumen dan bisnis AS, mengganggu perdagangan global, dan berdampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi global.
Lantaran tarif impor yang diberlakukan Trump memicu beberapa mitra dagang untuk melemparkan tindakan balasan terhadap tarif yang diberlakukan Trump tersebut, yang pada akhirnya membawa perdagangan dunia di ambang resesi.
Baca juga: Trump Tangguhkan Tarif di 75 Negara selama 90 Hari, tapi Naikkan Tarif China Menjadi 125 Persen
Dia menyarankan agar pemerintahan Trump segera mundur dari kebijakan ini lantaran pasar keuangan sudah memberikan sinyal jelas.
Ditandai dengan rontoknya mayoritas saham AS di bursa Wall 聽sejak Trump mengumumkan rezim tarif global yang agresif, seperti indeks S&P 500 turun 79,48 poin, atau 1,57 persen dan ditutup pada level 4.982,77.
Baca juga: Strategi Perang Dagang, Donald Trump Umumkan Tunda Naikkan Tarif Selama 90 Hari, Kecuali untuk China
Terakhir kali indeks ditutup di bawah level 5.000 adalah pada tanggal 19 April tahun lalu.
Sementara itu Industri Dow Jones (.DJI) turut turun 320,01 poin, atau 0,84 persen dan ditutup pada level 37.645,59, dan Nasdaq Composite (.IXIC) turun 335,35 poin atau 2,15 persen berakhir pada level 15.267,91, mengutip dari Reuters, Rabu (9/4/2025).
Industri Perbankan AS Beri Peringatan
Sebelum Mantan Menteri Keuangan AS Lawrence Summers merilis peringatan, ekonom perbankan investasi Goldman Sachs Group Inc telah lebih dulu memperingatkan warga AS untuk bersiap menghadapi lonjakan resesi 45 persen dalam 12 bulan atau satu tahun ke depan buntut tarif impor baru yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump.
Trump Terapkan Tarif Timbal Balik
Trump Revisi Tarif Bea Suku Cadang Kendaraan, Produsen Mobil AS Dapat Angin Segar聽 |
---|
Berikut Hasil Negosiasi RI dengan Amerika Soal Tarif Impor Trump, Airlangga Lapor ke Prabowo |
---|
Dampak Ekonomi Global, Waketum DNIKS: Anggaran Kesejahteraan Sosial Tak Boleh Berkurang |
---|
Imbas Kebijakan Tarif Donald Trump, Pemerintah RI Tunda Kucurkan Insentif untuk Motor Listrik |
---|
Tarif Trump Bawa Malapetaka, Buat Pabrik-pabrik China Stop Produksi dan Terancam Gulung Tikar |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.