Trump Terapkan Tarif Timbal Balik
Trump Sesumbar, Klaim Sejumlah Negara Mulai Menjilat AS agar Dapat Kortingan Tarif Dagang
Presiden Trump menyatakan sejumlah negara mulai menjilat dirinya demi mendapat potongan tarif impor, setidaknya 70 negara sudah mengajukan negosiasi
Penulis:
Namira Yunia Lestanti
Editor:
Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sesumbar, menyatakan bahwa sejumlah negara mulai mendekati dirinya demi mendapat kortingan tarif impor.
Pernyataan tersebut 聽dilontarkan Trump dalam pidato di acara Partai Republik pada Selasa (8/4/2025) malam.
"Negara-negara ini membujuk kita, menjilat saya," kata Trump, seperti dikutip CNN International.
"Mereka mengatakan 'Tolong, Pak. Mari buat kesepakatan. Saya akan melakukan apapun. Saya akan melakukan apa saja, Pak'," ucapnya, mencemooh para pemimpin negara yang membujuknya.
Lebih lanjut dalam kesempatan itu, Trump juga menyindir para kader Partai Republik yang mendesak agar Kongres AS ikut turun tangan terkait pemungutan tarif sejumlah negara.
Trump menyebut bahwa Kongres tak akan mampu bernegosiasi layaknya dia.
"Biar saya tegaskan, kalian tidak bisa bernegosiasi seperti yang saya lakukan," kata Trump.
Adapun tarif impor diterapkan lantaran negara-negara lain telah memperlakukan AS "dengan buruk" karena mengenakan tarif yang tidak proporsional pada impor AS yang ia sebut sebagai "kecurangan".
Sebagai balasannya, Presiden Trump mengenakan tarif kepada negara-negara lain.
Agar terhindar dari kebijakan tersebut negara lain harus membayar sejumlah 'uang' demi mencabut tarif yang sangat tinggi.
Trump menggambarkan uang itu digambarkan sebagai obat yang bisa menahan pertumpahan darah lebih lanjut di pasar keuangan global.
Baca juga: China Tolak Tunduk ke Trump, Bersumpah Siapkan Balasan untuk Hajar Ekonomi AS
"Jadi, tarif tersebut tidak akan berlaku secara timbal balik. Saya bisa saja melakukan itu, ya, tetapi akan sulit bagi banyak negara," kata Trump, dikutip dari Al Jazeera.
"Kami tidak ingin melakukan itu." imbuhnya.
Gedung Putih menegaskan bahwa pintu untuk negosiasi perdagangan baru terbuka lebar, namun pihaknya tidak bisa menjamin rumus pasti untuk mendapatkan keringanan bea masuk.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.