Konflik Rusia Vs Ukraina
Lebih dari 150 Tentara Bayaran China Diklaim Bertempur untuk Rusia di Ukraina, 2 Orang Ditangkap
Zelensky mengumumkan militer Ukraina telah menangkap dua warga negara China yang bertempur bersama tentara Rusia di tanah Ukraina.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Ukraina mengklaim sejumlah besar warga negara China bertempur untuk tentara Rusia yang menyerbu, Rabu (9/4/2025).
Ukraina mengaku telah mengumpulkan informasi intelijen terperinci tentang lebih dari 150 tentara bayaran yang diduga direkrut Moskow melalui media sosial.
Sementara, di Tiongkok, para pejabat menyebut tuduhan tersebut "sama sekali tidak berdasar."
Tuduhan Ukraina dan bantahan China muncul saat Amerika Serikat (AS) berupaya mengamankan gencatan senjata dalam perang yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun.
Pada Selasa (8/4/2025), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan militer Ukraina telah menangkap dua warga negara China yang bertempur bersama tentara Rusia di tanah Ukraina.
Ini adalah pertama kalinya Ukraina membuat klaim seperti itu tentang pejuang China dalam perang tersebut.
Pada hari Rabu, Zelensky mengatakan ia bersedia menukar kedua tawanan perang itu dengan tentara Ukraina yang ditawan di Rusia.
Tanpa memberikan bukti, Zelensky mengatakan para pejabat di Beijing mengetahui kampanye Rusia untuk merekrut tentara bayaran Tiongkok.
Dilansir AP News, Zelensky tidak mengatakan pemerintah Tiongkok mengizinkan keterlibatan tentara bayaran itu di Ukraina.
Zelensky mengatakan Ukraina memiliki nama belakang dan data paspor 155 warga negara Tiongkok yang bertempur untuk tentara Rusia dan bahwa "kami yakin masih banyak lagi dari mereka."
Ia membagikan dokumen yang mencantumkan nama, nomor paspor, dan detail pribadi dari orang-orang Tiongkok yang diduga direkrut, termasuk saat mereka tiba di Rusia untuk pelatihan militer dan berangkat untuk bertugas.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-1.142, Zelensky Tawari Tukar 155 Pejuang China dengan Tawanan Ukraina
Kata Pejabat Tiongkok
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lin Jian, mengatakan sebelumnya, pemerintah selalu mengharuskan warganya untuk menghindari wilayah konflik bersenjata dan "terutama menghindari partisipasi dalam operasi militer pihak mana pun".
Diberitakan The Independent, Lin Jian mengatakan Tiongkok telah memainkan "peran konstruktif dalam penyelesaian krisis Ukraina secara politis".
Di sisi lain, Zelensky mengatakan para pejabat AS menyatakan terkejut ketika diberitahu mengenai keberadaan tentara bayaran China di Ukraina.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.