bet365×ãÇòͶע

Minggu, 4 Mei 2025

bet365×ãÇòͶעners / Citizen Journalism

Ijazah Jokowi

Ironi Hari Keterbukaan Informasi Nasional dan Kriminalisasi Pelaporan Kasus Skripsi dan Ijazah Palsu

Kisruh kasus skripsi hingga ijazah palsu memasuki babak baru, setelah mantan Presiden Jokowi datang sendiri ke Polda Metro Jaya.

Editor: Adi Suhendi
Lucius Genik
Dr KRMT Roy Suryo MKes, Pemerhati Telematika, Multimedia, AI & OCB Independen. 

Selanjutnya ada Peraturan Komisi Informasi (Perki) Nomor 1/2010 tentang Standar Layanan Informasi Publik, Perki Nomor 1/2013 tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik dan Perki Nomor 1/2021 tentang Standar Layanan Informasi Publik terbaru.

Dengan demikian sangat jelas ketika Universitas Gadjah Mada (UGM) mencoba berlindung dibalik UU KIP Nomor 14/2008 saat Pertemuan tanggal 15/04/25, demikian juga ketika para Lawyernya mau menggunakan Pasal 17 sebagai alasan untuk tidak mempublikasikan (= menyembunyikan) skripsi dan ijazah tersebut, justru membuat publik semakin tidak percaya soal keaslian kedua dokumen di atas.

Perlu diingat juga bahwa selain skripsi dan ijazahnya, UGM selalu bilang memiliki 34 dokumen lain misalnya KRS, Kartu Anggota Perpustakaan, dan sebagainya.

Namun, tidak ada satupun yang ditunjukkannya, alias hanya naratif atau sekadar omon-omon saja.

Sekali lagi kalau sejak awal soal skripsi dan ijazah ini diperlihatkan secara jujur dan terbuka sejak pertama kalinya dipertanyakan publik, tentu masyarakat tidak perlu sampai harus seperti diadu oleh domba bernama Junius Wedus sebagaimana Film-Animasi berteknologi AI (Artificial Intelligence) karya akun TikTok @matt_kampoeng yang viral beberapa waktu lalu.

Dalam ceritanya film yang sangat cerdas ini lengkap bernarasi dengan tokoh-tokoh Ulympus Galia Medusa, seperti Praticus, Avirus Amelitus, Rimonus Septimus, dan sebagainya.

Baru-baru ini pandangan menarik muncul dari Mantan MenkumHAM 2004-2007 Prof Hamid Awaludin dalam tayangan Acara ROSI di Kompas TV Kamis (01/05/2025) malam, di mana semua terjadi karena ada yang sengaja playing victims seolah-olah dizalimi agar dirinya tetap terpublikasi bahkan menyebut ada unsur melakukan kriminalisasi karena baru sekarang mau menunjukkan dokumen tersebut.

Bahkan beliau menyebut ini merupakan langkah panik.

Kesimpulannya, sangat ironis jika sesuai pandangan di atas bahwa semua ini memang ada kesengajaan dari game yang dimainkan Junius Wedus dan mengakibatkan terjadinya kegaduhan di masyarakat bahkan beberapa diantaranya akan menjadi korban kriminalisasi yang dilakukannya tepat di Hari Keterbukaan Informasi Nasional ke-17 kemarin.

Karena itu, sangat wajar dan tidak bisa disalahkan bila masyarakat antusias memberikan perhatian bahkan dukungan langsung sebagaimana acara di Gedung Juang 45 kemarin dengan lantang meneriakkan #AdiliJokowi dan #MakzulkanFufufafa.

Berita Rekomendasi
asd
  • Berita Terkini

    bet365×ãÇòͶעers adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

    Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

    Berita Populer

    © 2025 bet365×ãÇòͶע, a subsidiary of . All Right Reserved
    bet365×ãÇòͶע Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan