Sosok Iptu Murry Rifia, Anggota Polres Metro Jakarta Barat yang Pernah Jadi Sales Tas Anak
Iptu Murry Rifia seorang anggota Polri yang kini menjabat sebagai Plt Kasie Humas Polres Metro Jakarta Barat. Ia pernah bekerja sebagai sales tas anak
Penulis:
David AdiAdi
Editor:
Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM – Mengenal lebih dekat Iptu Murry Rifia, pelaksana tugas (Plt) Kasie Humas Polres Metro Jakarta Barat.
Iptu Murry Rifia, seorang anggota Polres Metro Jakarta Barat menceritakan kisah inspiratif dalam perjalanan kariernya.
Sebelum bekerja di institusi Polri, ia pernah menjadi sales tas anak.
Namun, karena keinginannya untuk bisa mendapatkan pekerjaan tetap, Iptu Murry pun berusaha hingga akhirnya bisa menjadi polisi.
Dan berikut kisah inspiratif Iptu Murry Rifia.
Perjalanan Karier
Sebelum memutuskan mendaftar sebagai anggota Polri, Iptu Murry pernah bekerja di beberapa tempat, salah satunya sebagai sales tas anak-anak.
Ia harus membawa belasan hingga puluhan tas anak-anak berkeliling wilayah Tanjung Priok menawarkan dagangannya.
Awalnya ketika ia baru lulus sekolah pada tahun 2001 mencoba mencari kerja bersama beberapa temannya.
Baca juga: Anggota Polisi di Bone Diduga Cabuli Anak di Bawah Umur, Ancam Sebarkan Video Syur sang Kekasih
Murry mendapatkan informasi adanya lowongan pekerjaan dan mencoba mendaftarkan diri bersama teman-temannya.
Hari itu melamar kerja, ia langsung diterima dan dibawa oleh mentornya ke wilayah Tanjung Priok, Jakarta Utara untuk menawarkan tas kepada ibu-ibu.
"Pemikiran anak remaja pada saat itu, saya baru lulus sekolah SMK, kok cari kerja susah ya, saya mau melamar apa, malah disuruh jadi sales tas. Akhirnya pas lagi istirahat di musalah, semuanya pada salat sunnah, saya selesai salat langsung kabur saja tinggalin tas-tas itu," ungkap Murry, Jumat (25/4/2025).
Setelah itu, ia tidak pernah lagi berkeinginan mencari kerja karena takut tidak sesuai dengan harapannya.
Terlebih, beberapa temannya menyerah mencari pekerjaan dan memutuskan untuk kuliah.
Murry mengaku tidak punya tujuan dan orangtuanya saat itu belum memiliki biaya untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.