Polisi Tembak Polisi
Polisi Tembak Polisi, Dadang Merasa Bak Bola Pingpong, Dioper Sana Sini, Ujungnya Emosi
Kuasa hukum tersangka Dadang Iskandar yakini kliennya tak rencanakan pembunuhan terhadap Kompol Anumerta Ryanto Ulil Anshar dan tembak rumah kapolres.
Editor:
Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, SOLOK SELATAN - Sutan Mahmud Syaukat, kuasa hukum tersangka kasus polisi tembak polisi, Dadang Iskandar meyakini kliennya tak merencanakan pembunuhan terhadap Kompol Anumerta Ryanto Ulil Anshar.
Sebelumnya, Dadang Iskandar disangkakan pasal 340 KUHP diduga melakukan pembunuhan berencana saat menghabisi nyawa Ryanto Ulil Anshar.
"Kami mengatakan bahwa kami yakin sekali klien kami tidak merencanakan pembunuhan ini," kata Sutan Mahmud saat diwawancarai di Mapolres Solok Selatan, Kamis (23/1/2025) petang.
Ìý
Dadang Terpancing Emosi
Sutan Mahmud menilai, diduga kuat pemicu penembakan itu ialah penangkapan mobil truk pasir yang merupakan milik polisi berinisial S.
S lalu minta tolong ke Dadang untuk menyelesaikan masalah truk tersebut.
"Jadi tidak ada hubungannya dengan emas dan galian C. Dadang jelas tidak terlibat," katanya.
Lalu, Sutan Mahmud mengatakan, di saat Dadang membantu untuk menyelesaikan masalah truk pasir yang ditangkap Reksrim Polres Solok Selatan, di saat itulah Dadang terpancing.
"Kami menduga doang, seperti adegan (di rekonstruksi) tadi. Tepukan tidak dihiraukan, salam tidak diterima. Lalu dia emosi, sederhana saja. Karena tiba-tiba emosi, kami menduga saja kemungkinan spontanitas," tambah Sutan Mahmud.
Baca juga: Penampakan Pistol yang Digunakan AKP Dadang Iskandar Tembak AKP Ryanto Ulil dan Rumah Dinas Kapolres
Ìý
Dadang Tembak Rumah Kapolres Karena Luapan Emosi, Merasa Jadi Bola Pingpong
Hendri Syahputra, yang juga kuasa hukum Dadang menambahkan, rentetan penembakan di rumah dinas Kapolres itu juga luapan emosi kliennya.
"Dari keterangan kemarin saat kami mendampingi (Dadang) di Polda Sumbar, ketika Dadang meminta penyelesaian terkait penangkapan truk galian c ini, Dadang merasa di bola pimpong-kan," kata Hendri.
"Sudah koordinasi dengan kasat, kasat suruh koordinasi ke Kapolres, Kapolres menyuruh kembali lagi ke kasat. Di tambah malam itu tanpa sengaja bertemu Ulil, di sanalah puncak emosinya, ditambah tidak ada gubrisan dari Ulil saat dia mau berjabat tangannya," tambahnya.
Baca juga: Total Harta Korban Polisi Tembak Polisi AKP Ryanto Ulil Anshar Rp 150 Juta, Tak Punya Utang
Hendri mengatakan, sejauh ini keterangan yang disampaikan Dadang kepadanya dirasa lengkap dan tak bertele-tele.
Terkait pemicu amarah Dadang, Hendri menganggap karena dorongan psikologis emosional sesaat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.