Teror Kepala Babi
KKJ Ungkap Teror yang Dialami Tempo Juga Sasar Keluarga Jurnalis: Ibunya Diancam & WhatsApp Diretas
Teror yang dialami oleh media Tempo juga menyasar kepada ibu Jurnalis Francisca Christy Rosana alias Chica, berupa ancaman dan peretasan.
Penulis:
Rifqah
Editor:
Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Koordinator Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ) Erick Tanjung mengungkapkan teror yang dialami oleh media Tempo juga menyasar kepada ibu pengisi program "Bocor Alus" Tempo, Francisca Christy Rosana alias Chica.
Erick menyampaikan, ibunda Chica mengalami teror berupa ancaman dan peretasan.
Namun, kini, kata Erick, KKJ sudah membantu memulihkan akun WhatsApp ibunda Chica itu.
"Teror ini juga menyerang keluarganya Chica, orang tuanya, ibunya juga mengalami teror, diancam dan juga ada sempat diretas."
"Akun WhatsApp ibunya diretas dan tim KKJ sudah membantu untuk memulihkan akunnya," kata Erick dalam program "Sapa Indonesia Malam" Kompas TV, Minggu (23/3/2025).
Erick juga menyatakan bahwa Chica pun mengalami serangan siber, dia terkena doksing dan terdapat upaya peretasan akun media sosial.
Menurut Erick, teror terhadap Tempo ini adalah serangan sistematis dan terstruktur.Â
Pelaku disebut terus melakukan teror karena merasa leluasa dan belum tersentuh hukum.
"Persoalannya, artinya pelaku merasa punya impunitas, mereka tidak diproses secara hukum, jadi dengan leluasa mereka melakukan teror," katanya.
IPW Minta Polisi Serius Ungkap Teror Tempo
Indonesia Police Watch (IPW) meminta polisi agar serius mengungkap kasus teror kepala babi dan potongan tikus yang diterima media Tempo.
Terlebih lagi, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga telah memerintahkan kepada Kabareskrim Komjen Wahyu Widada untuk mengusutnya.
Baca juga: Bareskrim Polri Proses Kasus Teror Kepala Babi dan Bangkai Tikus di Tempo, Cek TKP dan Rekaman CCTV
Untuk itu, IPW mendukung  Bareskrim Pori membongkar dan menuntaskan kasus teror terhadap media Tempo dengan menemukan otak pelakunya.Â
Jika teror itu tidak dituntaskan, maka potensi penggunaan cara-cara teror dan intimidasi, bahkan kekerasan terhadap pers serta masyarakat sipil yang kritis bisa terjadi berulang.
Selain itu, IPW juga menyoroti respons juru bicara Istana, Hasan Nasbi, yang terkesan meremehkan teror dan intimidasi kepala babi dengan pernyataannya 'dimasak saja'.Â
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.