Konflik Palestina Vs Israel
Gagal Damai! Hamas Tolak Gencatan Senjata, Israel Ogah Hengkang dari Gaza
Hamas menolak proposal terbaru yang diajukan Israel karena dinilai sepihak dan tidak menjamin diakhirinya perang.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Upaya gencatan senjata antara Israel dan Hamas kembali menemui jalan buntu.
Hamas menolak proposal terbaru yang diajukan Israel karena dinilai sepihak dan tidak menjamin diakhirinya perang.
Tak ada juga komitmen dari Israel untuk menarik pasukan dari Jalur Gaza.
Mengutip laporan BBC dan JNS, Israel melalui mediator Mesir menawarkan pelucutan senjata Hamas dan pembebasan sebagian sandera.
Sebagai imbalan, Israel akan memberikan gencatan senjata selama enam minggu dan membuka kembali akses bantuan kemanusiaan yang sebelumnya diblokade sejak awal Maret.
Tidak ada klausul mengenai penghentian perang secara permanen atau penarikan militer Israel dari Gaza.
"Usulan itu menyerukan pelucutan senjata tanpa jaminan akhir perang atau penarikan pasukan. Itu sebabnya Hamas menolaknya secara keseluruhan," ujar seorang pejabat Hamas kepada BBC (16/4/2025).
Hamas Ajukan Syarat Tegas: Hentikan Perang dan Hengkang dari Gaza
Hamas bersedia membebaskan semua sandera jika Israel menghentikan agresi dan menarik pasukan dari seluruh wilayah Gaza.
Pernyataan ini ditegaskan kembali oleh seorang pejabat senior Hamas dalam wawancaranya dengan The Times of Israel.
Tuntutan itu ditolak oleh Israel.
Baca juga: Israel Umumkan Akan Tetap di Gaza, Blokade Bantuan Diperpanjang meski Gaza Jadi Kuburan Massal
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa perang tidak akan berakhir sebelum Hamas benar-benar dilumpuhkan.
Netanyahu Didukung Sayap Kanan untuk Lanjutkan Serangan
Netanyahu mendapat tekanan kuat dari koalisi sayap kanan untuk terus melanjutkan operasi militer di Gaza.
Ia bahkan mengunjungi pasukan di Gaza utara pada Selasa (15/4) dan menyatakan bahwa Hamas akan terus diserang sampai menyerah.
"Semakin mereka menolak, semakin besar pukulan yang akan mereka terima," tegas Netanyahu dikutip dari JNS.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.