Konflik Rusia Vs Ukraina
Bakar Rel Kereta dan Helikopter, 5 Pemuda Rusia Dihukum Penjara hingga 18 Tahun
5 pemuda Rusia dianggap bersalah atas sabotase membahayakan keamanan negara, setelah membakar infrastruktur kereta api dan helikopter di luar Moskow.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Lima pemuda Rusia dijatuhi hukuman penjara hingga 18 tahun oleh pengadilan militer.
Mereka dinyatakan terbukti membakar infrastruktur militer Rusia, termasuk rel kereta api dan helikopter, pada tahun lalu.
Kelima pemuda, yang berusia antara 19 hingga 22 tahun, dijatuhi vonis oleh pengadilan militer Rusia pada Selasa (15/4/2025).
Mereka dianggap bersalah atas sabotase yang membahayakan keamanan negara, setelah membakar infrastruktur kereta api dan helikopter di luar Moskow.
Jaksa penuntut menyatakan kelima terdakwa bertindak atas perintah orang yang diduga memiliki hubungan dengan badan intelijen militer Ukraina, GUR.
Kelima pemuda, yang berasal dari kota Norilsk di Rusia utara, dijatuhi hukuman atas tuduhan terorisme dan sabotase.
Pengadilan menyatakan bahwa mereka menerima 15.000 rubel ($132) untuk melakukan pembakaran pada rel kereta api sebelum akhirnya membakar helikopter.
Mereka juga dijatuhi hukuman berat setelah didakwa dengan tuduhan terorisme terkait pembakaran helikopter.
Kasus ini menarik perhatian publik karena melibatkan dugaan keterlibatan Ukraina, di tengah konflik yang terus berlanjut antara kedua negara.
Pada saat kejadian, GUR mengunggah video yang memperlihatkan helikopter yang terbakar.
Disebut-sebut helikopter tersebut milik Kementerian Pertahanan Rusia.
Baca juga: China Bantah Tuduhan Zelensky, Klarifikasi Soal Warganya Ditangkap di Ukraina: Bukan Tentara Bayaran
Meskipun demikian, GUR tidak secara langsung mengklaim bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Pengadilan militer di Moskow menyebutkan kelima pemuda tersebut membakar kotak relai kereta api dan sebuah helikopter pencarian dan penyelamatan di lapangan terbang Ostafyevo, di luar Moskow, pada April 2024.
Kerugian yang ditimbulkan dari aksi tersebut diperkirakan lebih dari 690 juta rubel (sekitar 8,4 juta dolar Amerika), menurut kantor Kejaksaan Agung Rusia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.