Donald Trump Pimpin Amerika Serikat
Trump Kembali Berulah, AS Naikkan Tarif Impor China hingga 104 Persen, Beijing Tak Gentar
Presiden AS, Donald Trump kembali menaikkan tarif impor terhadap China sebesar 104%. Meski begitu, China tak akan gentar dengan ancaman AS.
Penulis:
Whiesa Daniswara
Editor:
Siti Nurjannah Wulandari
Pasar Asia sebagian besar mengikuti penurunan Wall Street, dengan Nikkei 225 Jepang dibuka sekitar 3% lebih rendah pada hari Rabu, sebelum memangkas setengah dari penurunan tersebut. Indeks acuan ASX 200 Australia turun sekitar 1%.
China Tak Gentar
Pemerintah China berjanji akan "berjuang sampai akhir" jika AS terus meningkatkan perang dagang.
Pada hari Selasa, Kementerian Perdagangan China menuduh AS melakukan "pemerasan".
Mereka mengatakan bahwa ancaman Trump berupa tarif tambahan sebesar 50% jika Beijing tidak membatalkan tarif timbal baliknya sebesar 34% merupakan "kesalahan di atas kesalahan".
"Tiongkok akan berjuang sampai akhir jika pihak AS bersikeras menempuh jalan yang salah," kata kementerian tersebut, dikutip dari The Guardian.
Tanggapan Beijing pada hari Selasa merupakan tanggapan terbaru dalam pertikaian yang semakin memburuk antara kedua negara.
Minggu lalu Trump mengumumkan serangkaian tarif mulai dari 10%-50% terhadap mitra dagang AS yang akan mulai berlaku pada hari Rabu ini.
Ia mengenakan tarif sebesar 34% untuk impor dari Tiongkok – sebagai tambahan dari pungutan sebelumnya sebesar 20%.
Beijing kemudian membalas dengan tarif timbal balik sebesar 34% untuk semua impor AS.
Hal itu mendorong Trump pada hari Senin untuk mengancam tarif tambahan sebesar 50% untuk impor Tiongkok jika Beijing tidak membatalkan tarif mereka.
Baca juga: Â Isi Janji Manis Netanyahu ke Trump Agar Israel Terbebas Tarif Impor AS
"Jika Tiongkok tidak menarik kenaikan tarif sebesar 34% di atas pelanggaran perdagangan jangka panjang mereka paling lambat 8 April 2025, Amerika Serikat akan mengenakan tarif tambahan sebesar 50% terhadap Tiongkok, yang akan berlaku mulai 9 April," tulis Trump di Truth Social.
"Selain itu, semua pembicaraan dengan Tiongkok terkait permintaan pertemuan dengan kami akan dihentikan!" lanjutnya.
Wen-ti Sung, seorang peneliti nonresiden di Global China Hub milik Atlantic Council mengatakan AS dan China "terjebak dalam permainan adu ayam".
"Seperti dua mobil balap yang melaju langsung ke arah satu sama lain, siapa pun yang membelok terlebih dahulu akan kehilangan gengsi dan keuntungan," kata Sung kepada Guardian.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.