bet365×ãÇòͶע

Kamis, 8 Mei 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Perpecahan di Israel: IDF Tanpa Misi Jelas ke Gaza, Menteri Heredi Lebih Baik Mati Ketimbang Gabung

Suara-suara penolakan atas berlanjutnya agresi ke Gaza, selain dari koalisi sipil, kini kabarnya juga menjalar ke elemen militer Israel

Tangkap layar CNN/kredit foto: Oded Balilty/AP/Berkas
PROTES - Pria Yahudi Ultra-Ortodoks memblokir jalan raya selama protes terhadap perekrutan tentara di Bnei Brak, Israel, pada 27 Juni 2024. 

Pasukan Israel Didera Perpecahan: Tanpa Misi Jelas ke Gaza, Heredi Nyatakan Lebih Baik Mati Ketimbang Gabung

TRIBUNNEWS.COM - Rencana pengerahan besar-besar pasukan Israel (IDF) dalam perluasan agresi militer darat ke Gaza diadang sejumlah masalah.

Suara-suara penolakan atas berlanjutnya agresi ke Gaza, selain dari koalisi sipil, kini kabarnya juga menjalar ke elemen militer Israel, dan makin kencang terdengar.

Baca juga: Terungkap, Pembangkangan di Militer Israel: IDF Mainkan Taktik Tanah untuk Darah Duduki Penuh Gaza

Satu di antara penolakan elemen militer Israel, seperti dilansir °ä³ó²¹²Ô²Ô±ð±ôÌý14 Israel, adalah kalau pasukan pendudukan Israel di Gaza tidak diberi misi yang jelas mengenai sifat operasi mereka di Gaza.

Baca juga: Forum Jenderal Israel Kirim Pesan Keras Tolak Lanjut Perang di Gaza: Negara Zionis Bisa Pecah

Krisis baru yang meningkat di koalisi penguasa Israel juga terlihat jelas setelah munculnya sebuah video muncul yang memperlihatkan Menteri Perumahan dan pemimpin partai United Torah Judaism, Yitzhak Goldknopf sedang menari mengikuti lagu yang memuat frasa "Kami mati tapi tidak mendaftar."

Hal ini terkait penolakan Kaum Yahudi Haredi untuk dipaksa mengikuti wajib militer oleh aturan baru di Israel.

Baca juga: IDF Kehabisan Prajurit, Israel Umumkan Tanggal Dimulainya Wajib Militer Bagi Kaum Yahudi HarediÌýÌý

Wanita polisi Israel mengamankan seorang pengunjuk rasa dalam demonstrasi menentang wajib militer bagi kaum Yahudi Ultra-Ortodoks Haredi.
Wanita polisi Israel mengamankan seorang pengunjuk rasa dalam demonstrasi menentang wajib militer bagi kaum Yahudi Ultra-Ortodoks Haredi. (khaberni)

"Di sebuah pesta pernikahan Haredi, Goldknopf menari. Ia mengancam akan membatalkan anggaran dan menyelenggarakan pemilu jika undang-undang yang melarang wajib militer pemuda Haredi tidak disahkan," kata laporan Khaberni, Senin (24/3/2025).

Lagu tersebut dijelakan merupakan wujud dari "Merayakan penolakan untuk bertugas di militer Israel".

Aksi Goldknopf  ini memicu meningkatnya seruan dalam beberapa jam terakhir agar menteri tersebut dipecat, sehingga memaksa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mengomentari insiden tersebut.

Lirik lagu tersebut antara lain: "Kami mati daripada bergabung dengan tentara, kami tidak percaya pada kekuasaan orang-orang kafir,".

Sebagai informasi, orang-orang kafir yang dimaksud di sini adalah orang-orang Yahudi sekuler.

Ketua partai United Torah Judaism berusaha membenarkan tindakannya, dengan mengatakan, "Saya menghadiri pernikahan salah satu anggota keluarga, dan saat berdansa, musik berubah menjadi lagu yang tidak saya sukai. Agar tidak menyinggung mempelai pria dan keluarganya, saya tetap tinggal di tempat saya. Sayangnya, ada yang memanfaatkan hal ini untuk menghasut, seolah-olah saya setuju dengan isi lagu tersebut. Namun, saya menolak dan mengutuknya."

Setelah kecaman berdatangan dan krisis meningkat, Goldknopf meminta maaf, dan melanjutkan:

"Adalah tugas saya untuk segera membungkam orkestra, dan saya akan melakukannya di masa mendatang. Saya sepenuhnya memahami siapa yang terluka, dan saya minta maaf."

Baca juga: Israel Kekurangan Pasukan Saat akan Melanjutkan Genosida Gaza, Yahudi Ultra-Ortodoks Mangkir

Biro Pusat Statistik Israel mengatakan bahwa 82.700 orang meninggalkan Israel pada 2024. Jumlah ini melonjak dari sekitar 55.000 pada tahun sebelumnya. Sementara hanya ada 23.800 orang yang kembali ke negara tersebut di periode yang sama.
Biro Pusat Statistik Israel mengatakan bahwa 82.700 orang meninggalkan Israel pada 2024. Jumlah ini melonjak dari sekitar 55.000 pada tahun sebelumnya. Sementara hanya ada 23.800 orang yang kembali ke negara tersebut di periode yang sama. (middleeastmonitor)
Halaman
12
Berita Rekomendasi
  • Berita Terkini

    © 2025 bet365×ãÇòͶע, a subsidiary of . All Right Reserved
    bet365×ãÇòͶע Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan