Konflik Palestina Vs Israel
Israel Tetap Tolak Pengakuan Negara Palestina, Minta Perundingan Langsung Tanpa Prasyarat
Kabinet Israel dengan suara bulat menolak pengakuan negara Palestina meski ada desakan internasional. Israel pun meminta perundingan langsung.
Penulis:
Whiesa Daniswara
Editor:
Tiara Shelavie
Sebuah laporan yang dirilis oleh The Washington Post menyatakan, AS dan beberapa mitra Arab tengah mempersiapkan rencana rinci untuk perjanjian perdamaian komprehensif antara Israel dan Palestina.
Mengutip laporan The Post, pengumuman mengenai cetak biru tersebut mungkin akan dilakukan dalam beberapa minggu ke depan.
Meski begitu, waktunya hanya bergantung pada kemampuan Israel dan Hamas untuk mencapai kesepakatan untuk menghentikan pertempuran di Gaza.
Rencana yang diusulkan mencakup langkah-langkah yang sebelumnya ditolak Israel, termasuk evakuasi banyak permukiman di Tepi Barat, ibu kota Palestina di Yerusalem Timur, dan gabungan aparat keamanan dan pemerintah untuk Tepi Barat dan Gaza.
Baca juga: Israel Ancam Perluas Serangan di Rafah Jika Hamas Tak Bebaskan Sandera Hingga Awal Ramadhan
AS dan mitra-mitra Arabnya berharap jaminan keamanan dan normalisasi dengan negara-negara Arab seperti Arab Saudi dapat membujuk Israel untuk mengikuti rencana tersebut.
Para pejabat mengatakan kepada Post bahwa mereka berharap rencana tersebut dapat dipublikasikan setelah Israel dan Hamas menyetujui gencatan senjata sementara.
Selama jeda, langkah-langkah akan diambil menuju implementasi proposal tersebut, termasuk membentuk pemerintahan sementara Palestina yang juga dapat memerintah Gaza.
Menanggapi laporan tersebut, juru bicara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Avi Hyman mengatakan bahwa sekarang bukan waktunya untuk membahas rencana "hari setelah" Hamas.
"Di sini, di Israel, kita masih berada dalam situasi pasca pembantaian 7 Oktober," kata Avi Hyman kepada The Times of Israel.

Baca juga: Hamas dan PFLP Kecam Keputusan Israel Batasi Akses Warga Palestina ke Masjid Al Aqsa saat Ramadhan
"Sekarang bukan waktunya untuk berbicara tentang pemberian kepada rakyat Palestina, pada saat Otoritas Palestina sendiri belum mengutuk pembantaian 7 Oktober," tegasnya.
Hyman menegaskan, saat ini fokus Israel adalah untuk memenangkan pertempuran atas Hamas.
Diskusi soal cetak biru tersebut, lanjut Hyman, akan terjadi bila Hamas sudah dimusnahkan.
"Semua diskusi sehari setelah Hamas akan dilakukan sehari setelah Hamas," ucap Hyman.
Menanggapi pernyataan Hyman, seorang veteran anggota Kongres AS dari Partai Demokrat, Jerry Nadler mengatakan, solusi dua negara bukanlah sebuah 'hadiah'.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.