Lokal Asri
Dari Tanaman Herbal hingga Pengolahan Limbah, Brand Lokal ini Wujudkan Minyak Atsiri Berkelanjutan
Giriwangi merupakan merek lokal yang bergerak di bidang produksi minyak atsiri atau essential oil.
Editor:
Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Demi berpartisipasi dalam upaya keberlanjutan lingkungan, kini semakin banyak brand lokal yang mengutamakan konsep ramah lingkungan. Mereka tidak hanya menggunakan bahan baku yang bersifat eco-friendly, tetapi juga memerhatikan pengelolaan limbah yang dihasilkan agar dapat dimanfaatkan kembali, sehingga dapat mengurangi potensi pencemaran lingkungan.
Salah satu brand yang menerapkan konsep ini adalah Giriwangi, merek lokal yang bergerak di bidang produksi minyak atsiri atau essential oil. Maria Susana Hartanti, yang akrab disapa Raras, bersama suaminya telah menekuni usaha penyulingan minyak atsiri ini selama dua dekade. Mereka menggunakan bahan baku dari tanaman herbal yang dibudidayakan sendiri, hal ini agar kualitas produk tetap terjaga.
Giriwangi lahir dari ketertarikan Raras pada dunia agrobisnis. Dengan memanfaatkan ilmu yang diperolehnya selama kuliah di jurusan pertanian, ia mulai mendalami budi daya tanaman herbal di tahun 90-an.
"Jadi awalnya itu kita di agrobisnis. Semacam budi daya tanaman herbal, sambil kita menjual yang keringnya, terus kita juga jual bibit-bibit tanamannya," ungkap Raras.
Minyak atsiri dari hasil budi daya nilam
Pada tahun 2000, saat tanaman nilam sedang mencapai puncak kejayaan dan bahkan dikenal sebagai emas hijau Indonesia karena kualitasnya yang unggul serta tingginya permintaan di pasar internasional, Raras mulai membudidayakan tanaman tersebut.Â
Ia memanfaatkan lahan sewaan seluas 2.000 meter di daerah Purwomartani, Sleman. Budi daya nilam inilah yang kemudian menjadi awal mula perjalanan Raras dalam memproduksi minyak atsiri.
Dengan dukungan suaminya yang memiliki pengalaman dalam proses penyulingan, Raras mulai mendalami teknik ekstraksi minyak atsiri dari panen nilamnya. Sebelumnya, ia hanya menjual hasil panennya dalam bentuk mentah.Â
Baca juga: Ubah Limbah Plastik jadi Furnitur Rotan Sintetis, Produk Sadi Kini Mendunia
Setelah melewati berbagai percobaan dan tantangan, Raras bersama suaminya akhirnya berhasil mengolah nilam menjadi minyak atsiri dan merintis bisnis mereka sendiri. Untuk memperkaya variasi produknya, mereka pun mulai mengembangkan minyak atsiri dari berbagai jenis tanaman lainnya. Hingga saat ini, Raras dan suaminya telah menghasilkan lebih dari 100 jenis minyak atsiri, mulai dari nilam, jahe, kunyit, mawar, pala, cengkeh, peppermint, hingga gaharu.
Tembus pasar internasional
Berkat dedikasi dan kerja keras Raras bersama suaminya, produk-produk Giriwangi berhasil menembus pasar internasional. Saat ini, minyak atsiri buatan mereka telah dipasarkan ke berbagai negara, termasuk Malaysia, Jepang, Rusia, Arab Saudi, hingga Belanda.
Minyak atsiri Giriwangi memiliki harga yang bervariasi, berkisar antara Rp35 ribu hingga jutaan rupiah, tergantung pada bahan baku yang digunakan. Untuk memastikan ketersediaan bahan baku, Raras bekerja sama dengan petani lokal dari berbagai daerah.
Meskipun minyak atsiri menjadi produk utama Giriwangi, Raras dan suaminya juga menciptakan berbagai produk turunan yang memanfaatkan minyak atsiri buatan mereka, seperti sabun, sampo, body mist, deodoran, penumbuh rambut, lilin aromaterapi, hingga minuman.
Ubah limbah jadi produk bernilai
Sebagai bentuk komitmen dalam mengurangi pencemaran lingkungan, Raras dan suaminya kerap mengolah limbah dari bahan baku minyak atsiri menjadi sesuatu yang bermanfaat. Limbah tersebut sering mereka manfaatkan untuk dijadikan pupuk hingga dupa.
"Limbahnya ini bisa digunakan lagi, seperti daun-daunan itu kita jadikan pupuk. Kalau kayu manis, cendana, gaharu itu kita serbukkan lagi jadi dupa karena masih wangi dan mahal," jelas Oki, suami Raras.
Menggunakan bahan baku yang bersifat ramah lingkungan seperti tanaman herbal, sekaligus mengolah kembali limbah yang dihasilkan, merupakan terobosan yang inovatif. Giriwangi membuktikan bahwa menjalankan bisnis dan menjaga keberlanjutan lingkungan dapat berjalan beriringan.
#LokalAsri #ArahkanAksiAsrikanIndonesia #bet365×ãÇòͶעNetwork #MataLokalMenjangkauIndonesia
Baca juga: Sulap Limbah Lidi Sawit Jadi Kerajinan, UMKM Rokan Hilir Panen Cuan hingga Tembus Pasar Global!
Artikel ini merupakan bagian dari inisiatif Lokal Asri yang berfokus pada lokalisasi nilai-nilai tujuan pembangunan berkelanjutan. Pelajari selengkapnya!
A member of

Follow our mission at
Lokal Asri
minyak atsiri
ramah lingkungan
limbah
tanaman herbal
SDG06-Air Bersih dan Sanitasi Layak
Lokal Asri
Menengok Masjid-Masjid Go Green di Indonesia: Ibadah Khusyuk, Lingkungan Jadi Sejuk |
---|
Usung Keberlanjutan, Pramono Anung Siap Dukung Mata Lokal Fest 2025 |
---|
5 Rempah Tradisional yang Bisa Dijadikan Pewarna Alami untuk Kue Lebaran Sehat |
---|
Lestari Forum 2025: 77,5 Persen Masyarakat Terapkan ESG, tapi Hanya 18 Persen yang Paham Konsepnya |
---|
Menyusuri Desa Adat Bubohu, Wisata Religi Berbasis Alam di Gorontalo |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.