Franklin Darmadi Garap Film Jejak Pahit Si Kembang Gula, Drama Petualangan Remaja Menyentuh Hati
Film ini mengangkat isu genting, yakni peredaran narkoba yang kini menyusup dalam bentuk permen dan jajanan anak-anak
Penulis:
Willem Jonata
Editor:
Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA聽 - Sutradara Franklin Darmadi sedang menggarap film Jejak Pahit Si Kembang Gula produksi Bluesheep Entertainment & Wokcop Pictures.
Proses syutingnya berlangsung di bagian barat Yogyakarta pada 16 April hingga 3 Mei 2025.
Film ini bukan sekadar hiburan, tapi sebuah ajakan untuk merenung dan bertindak.
Dengan sentuhan drama petualangan remaja yang menyentuh hati, film ini mengangkat isu genting, yakni peredaran narkoba yang kini menyusup dalam bentuk permen dan jajanan anak-anak.
Cerita ini menjadi pengingat bahwa ancaman bisa datang dari hal-hal yang tampak tak berbahaya.
Dedey Natalia, dipercaya sebagai penulis skenario. Sementara Silvia Yunita dan Alfie Lim bertindak selaku Produser Eksekutif.
Baca juga: Jadwal Tayang Perdana Film Pengepungan di Bukit Duri di Bioskop Surabaya, 17 April 2025
"Lewat kisah seorang guru dan para murid yang berjuang mencari teman mereka yang hilang saat berkemah, film ini memperlihatkan pentingnya solidaritas, keberanian, dan ketajaman moral anak-anak dalam menghadapi situasi berbahaya," terang Franklin.
Film ini, lanjut dia, ingin menjadi bagian dari upaya membangun kesadaran, khususnya untuk generasi muda.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI, Komjen Pol Dr. Marthinus Hukom, mendukung penuh produksi film ini.
Sejumlah nama beken terlibat sebagai pemain, mereka antara lain Bukie B. Mansyur (Pak Wira), Unang Bagito (Pak Kades), Sarah Sechan (Bu Kades).
Bukie B. Mansyur mengaku tertarik setelah ditawari membintangi film tersebut.
"Karakter ini sangat dalam secara emosional dan menjadi tantangan baru bagi saya, terutama karena ini pertama kali saya banyak berinteraksi dengan aktor-aktor anak. Saya merasa peran ini punya kedekatan emosional yang kuat dengan banyak orang," terangnya.
"Kita semua punya kenangan tentang guru yang membekas di hati kita. Film ini bukan hanya soal akting, tapi pengalaman yang membuka cara pandang saya terhadap keluarga, hubungan antar manusia, dan kota Yogyakarta yang menyimpan banyak makna,鈥 sambung Bukie.
Sementara pemeran cilik asal Yogyakarta yang dilibatkan, yakni Aradhana Rahadi (Bagas),
Maria Aurora Princesza Leticia (Kirana), Bebe Gracia (Hanna), Axandro Juliano (Gerald), Adimas Alby (Adit), dan anak berkebutuhan khusus (autistik).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.