Pijar Terang Zakat Jadi Jembatan: Kisah Yessi Anisa, Mustahik Pejuang Tangguh di Balik Amputasi Kaki
Kehidupan Yessi berubah drastis setelah mengalami kecelakaan. Namun ia bisa bangkit. Bantuan dari Baznas membuatnya kini semangat menjalani hidup.
Penulis:
Arif Tio Buqi Abdulah
Editor:
Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Di balik senyum tulus Yessi Anisa, tersimpan kisah perjuangan yang menggetarkan jiwa.Â
Perempuan yang tinggal di Karangasem, Laweyan, Surakata ini adalah bukti nyata bahwa keterbatasan fisik bukanlah akhir dari segalanya.
Dengan tekad yang mengakar kuat, Yessi melangkah maju, menciptakan kehidupan yang lebih baik untuk dirinya dan keluarganya.Â
Kisahnya adalah tentang bangkit setelah terpuruk, tentang harapan yang tak pernah padam, dan tentang kekuatan zakat yang mengubah hidup. Bagai cahaya terang yang menjembatani hidupnya yang temaram.
Awal Mula: Mimpi yang Tertunda
Wanita 32 tahun ini memulai hidupnya seperti kebanyakan orang biasa. Pada tahun 2014 ia mulai semangat bekerja sebagai karyawan restoran sembari berjualan online pakaian.Â
Takdir berkata lain, pada 2015 kehidupan Yessi berubah drastis akibat kecelakaan parah. Saat itu, ia sedang mengantar paket pesanan ke sebuah perusahaan ekspedisi di Solo.Â
Setelah menyelesaikan urusannya, ia hendak pulang. Tiba-tiba, sebuah mobil menabraknya dengan keras. Yessi terlempar, masuk ke kolong mobil, dan terseret sejauh enam meter.
Tubuhnya luka-luka, kaki hancur, tangan patah dan kepala mengalami cedera serius. Ia dilarikan ke rumah sakit dan harus menjalani operasi amputasi pada kaki kirinya.
Selama seminggu, Yessi terbaring di rumah sakit, merasakan sakit fisik yang luar biasa sekaligus kegelapan batin yang mendalam.
"Saat itu, saya merasa hidup saya hancur. Saya tidak tahu harus bagaimana," kenangnya ketika ditemui di rumahnya pada Selasa (25/2/2025).
Setelah operasi, Yessi harus beristirahat di rumah, otomatis memilih keluar dari pekerjaannya sebagai kasir restoran.
Beberapa pekan setelahnya ia baru belajar menggunakan kursi roda jika ingin berkegiatan.
Proses rehabilitasi tidaklah mudah, enam bulan setelahnya ia baru mendapatkan kaki palsu impian, berharap untuk bisa berjalan kembali melihat dunia lebih luas.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.