Insiden Termos di RSAM Bandar Lampung, Oknum Satpam ASN Ini Jadi Tahanan Polisi
Oknum ASN satpam ini berinisial IM itu memukul korban, Lasmi (50) saat melakukan pengusiran pedagang kaki lima
Editor:
Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG -- Gara-gara sebuah termos milik pasien rumah sakit, seorang satpam di Rumah Sakit Abdul Moeloek (RSAM) Bandar Lampung menganiaya seorang pedagang kaki lima (PKL)
Diduga menganiaya seorang nenek penjual air panas, seorang oknum satpam di Rumah Sakit Abdul Moeloek (RSAM) Bandar Lampung digiring ke kantor polisi.
Oknum ASN satpam ini berinisial IM itu memukul korban, Lasmi (50) saat melakukan pengusiran pedagang kaki lima (PKL) pada Selasa (7/9/2021).
Baca juga: Narapidana Lapas Pemuda Madiun Lakukan Penipuan Bermodus Order Fiktif
Kasat Reskrim Polresta Bandar Lampung, Komisaris Polisi Devi Sujana membenarkan pihaknya telah menangkap pelaku IM.
"Iya sudah ditangkap dan sedang kami periksa," kata Devi, di Mapolresta Bandar Lampung, Sabtu, (11/9/2021).
Devi mengungkapkan, pelaku memang bertugas sebagai Satpam di RSAM.
Berdasarkan pemeriksaan sementara, pemukulan itu terjadi saat korban berjualan di dalam lingkungan rumah sakit.
Baca juga: Bocah Tumbal Pesugihan Sempat jadi Rebutan Ortu & Prajurit TNI saat Dianiaya, Para Pelaku Melawan
"Dicegah pelaku yang terjadi kesalahan komunikasi. Sehingga, terjadi pemukulan," kata Devi.
Devi menambahkan, saat ini pelaku ditetapkan untuk ditahan, selain untuk memudahkan proses pemeriksaan.
"Ditahan dengan pertimbangan, agar yang bersangkutan tidak menghilangkan barang buktinya, tidak mengulangi perbuatannya, bahkan mempersulit penyidikan," kata Devi.
Devi mengatakan, pelaku dijerat Pasal 351 KUHP dengan hukuman di atas lima tahun penjara.
Direktur RSAM, Lukman Pura membenarkan IM adalah petugas satuan pengamanan di rumah sakit dan sudah berstatus ASN.
Baca juga: Tak Terima Ditegur saat Kendarai Motor Ngebut dalam Kondisi Mabuk, Suami Tabrak dan Aniaya Istri
"Yang bersangkutan sudah lama di sini, sudah ASN, sudah tahu manner dan tata cara pengamanan," kata Lukman.
Meskipun meminta maaf atas peristiwa pemukulan itu, Lukman mengatakan, para pedagang sudah sering diingatkan.