Hari Kartini
Unik, Para Pedagang Pasar Kalbu Peringati Hari Kartini dengan Berkebaya Saat Layani Pembeli
Para pedagang yang berjualan gorengan, aneka jenis bubur, maupun makanan tradisional mengenakan kebaya lengkap dengan jarik berikut riasan muka
Editor:
Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, UNGARAN -- Dalam rangka memperingati Hari Kartini yang jatuh pada Minggu (21/4/2019) pagi, para pedagang wanita yang berjualan di Desa Jambu dan Desa Brongkol, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang melayani pembeli menggunakan kebaya.
Para pedagang yang berjualan gorengan, aneka jenis bubur, maupun makanan tradisional mengenakan kebaya lengkap dengan jarik berikut riasan muka yang membuat tampilan mereka cantik paripurna.
Awalnya rencana tersebut diduga akan memberatkan para pedagang. Namun, nyatanya para pedagang obyek wisata Pesona Brongkol-Jambu (Kolbu) ternyata tidak menjadi masalah.
Mereka tetap cekatan dalam melayani pembeli dan tetap terlihat cantik mempesona. Bahkan, ada pula yang melindungi kebayanya sambil menggoreng tahu susur dengan celemek agar cipratan minyak goreng panas tidak merusak kebayanya.
Tak hanya para pedagang makanan, bahkan para pedagang pakaian, gitar, sandal, daging ayam, nasi jagung, jasuke, maupun peralatan rumah tangga, hingga sebagian pengunjung pun juga mengenakan busana adat Jawa ketika berkunjung.

Para pengunjung yang datang di pagi hari tersebut menikmati terbitnya matahari, untuk berolahraga sekaligus berbelanja makanan tradisional di obyek wisata yang telah diluncurkan pada 17 Februari 2019 di tengah persawahan Desa Jambu, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang.
Selain pedagang wanita dan sejumlah pengunjung, pengelola Pasar Kolbu yang merupakan gabungan pemuda Desa Jambu dan Desa Brongkol pun juga terlihat kompak mengenakan sorjan untuk laki-laki, dan kebaya modern untuk perempuan.
Menurut penggagas obyek wisata Pesona Brongkol Jambu, Muhammad Syukron, kegiatan itu untuk memompa kembali semangat Kartini era masa kini yang dimaknai dengan emansipasi berkesetaraan gender.
Memajukan desa dilakukan secara bersama-sama dengan kolaborasi pemikiran para perempuan dan lelaki dari dua desa. Gagasan tersebut dituangkan dalam bentuk kreativitas demi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Ada beragam kegiatan yang pernah kita gelar, misalnya lomba foto, festival kincir angin, festival permainan tradisional, lomba puisi, menjemur puisi, dan yang hari ini, Kartini Menjemput Matahari," ujar Syukron.
Menurut Syukron, ke depan Pasar Kolbu akan terus digelar untuk mengajak masyarakat di luar Desa Jambu maupun Desa Brongkol berkunjung.
Aktivitas Pasar Kolbu selain memberikan keuntungan ekonomis, pendapatan asli desa pun akan meningkat dan dapat digunakan untuk membangun desa yang lebih baik, maju, berkembang dan mandiri.

"Brongkol dan Jambu sudah dikenal dengan durian, sentra industri tahu, kerajinan kayu, lukisan kayu, lukisan kaca."
"Kami ingin seluruh potensi dua desa ini dikenal di seluruh Indonesia. Pemuda-pemuda terus kita dorong memaksimalkan potensi, bakat dan minatnya untuk memajukan desa," terangnya.