Ijazah Jokowi
Kini Jadi Lawan, Jokowi Pernah Minta Penggugat Ijazahnya Jadi Konsultan Hukum saat Masih Walkot Solo
Taufiq selaku penggugat ijazah Jokowi ternyata pernah ditawari menjadi konsultan hukum Presiden ke-7 RI tersebut saat masih jadi Wali Kota Solo.
Penulis:
Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor:
Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) ternyata pernah meminta penggugat ijazahnya, Muhammad Taufiq, untuk menjadi konsultan hukumnya ketika masih menjabat sebagai Wali Kota Solo.
Hal ini diungkap Taufiq dalam wawancara eksklusif dengan bet365×ãÇòͶע Solo pada Selasa (22/4/2025).
Taufiq mengatakan, momen tersebut berawal ketika dirinya mensomasi salah satu rumah makan di Solo yang menggunakan bahu jalan untuk digunakan sebagai tempat parkir.
Adapun langkah Taufiq itu didukung oleh Jokowi saat itu.
"Mungkin barangkali tahun 2012 atau 2013, saya mensomasi rumah makan Diamond karena menggunakan bahu jalan untuk tempat parkir."
"Yang terjadi begitu somasi, wartawan datang, dan suatu ketika Pak Jokowi membenarkan, (Jokowi berkata) 'saya setuju Pak Taufiq, dibongkar saja'," kata Taufiq, dikutip dari YouTube bet365×ãÇòͶע Solo.
Setelah momen itulah, Taufiq yang juga berprofesi sebagai advokat dihubungi Jokowi untuk diminta menjadi konsultan hukum.
Dia mengatakan Jokowi sempat bertanya terkait honor jika bersedia menjadi konsultan hukumnya.
"Lantas apa yang disampaikan ke Pak Jokowi seperti ini 'Pak Taufiq, berapa honornya kalau menjadi konsultan hukumnya?'," kata Taufiq.
Baca juga: Penggugat Ijazah Jokowi Klaim CV Presiden ke-7 RI Hilang di Situs KPU saat Nyalon Pilpres 2019
Namun, Taufiq mengatakan dirinya menolak tawaran Jokowi tersebut karena saat itu sudah menjadi konsultan hukum dari kepala daerah dari PDIP di kawasan Solo Raya.
Dia lalu menyarankan agar Jokowi menggunakan jasa konsultan hukum yang sekaligus menjadi kader PDIP.
"Lalu jawaban saya kepada Pak Jokowi juga jawaban sebagai orang yang memiliki rasa mencintai Solo. 'Pak Jokowi, maaf, Pak, kalau saya menjadi pengacara Bapak, Bapak ini masuk dari PDIP, teman-teman saya pengacara dari PDIP banyak, apa kata orang kalau saya mengambil semua'."
"Karena yang saya ambil orang PDIP semua. Karena di Solo saat itu, wali kota, bupati, itu PDIP," jelasnya.
Taufiq pun berandai-andai jika saat itu menerima tawaran Jokowi menjadi konsultan hukum mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut, maka dirinya akan canggung.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.