Smong, Kearifan Lokal dari Simeulue Aceh untuk Indonesia yang Lebih Siap Menghadapi Bencana Besar
Dua dekade berlalu sejak tsunami dahsyat melanda Aceh pada 26 Desember 2004. Kini, Indonesia sudah jauh lebih siap menghadapi bencana, salah satu bukt
Editor:
Content Writer
TRIBUNNEWS.COM 鈥 Dua dekade berlalu sejak tsunami dahsyat melanda Aceh pada 26 Desember 2004. Kini, Indonesia sudah jauh lebih siap menghadapi bencana, salah satu buktinya melalui kearifan lokal di Simeulue Aceh.聽
Ya, kearifan lokal tersebut adalah sebuah lagu tentang tsunami yang biasa dinyanyikan orang tua kepada anak di penghujung malam. Seperti Ahmadi, seorang warga Simeulue, yang sering menyanyikannya kepada cucunya.聽
Berikut lirik lagu tersebut;
Dengarlah sebuah cerita, pada zaman dahulu, tenggelam satu desa,
Begitulah mereka ceritakan, Diawali oleh gempa, Disusul ombak yang besar sekali,
Tenggelam seluruh negeri, Tiba-tiba saja.
聽Jika gempanya kuat, Disusul air yang surut, Segeralah cari tempat,
Dataran tinggi agar selamat. Itulah smong namanya, Sejarah nenek moyang kita.
Ingatlah ini semua, Pesan dan nasihatnya.
Ketika dijumpai langsung, Ahmadi bercerita bahwa ketika gempa dan tsunami terjadi, sebagai manusia biasa tentu kita akan panik dan sulit berpikir.聽
鈥淚nilah sebabnya mengapa latihan darurat harus ditanamkan dan menjadi kebiasaan. Ini harus dimulai sejak dini,鈥 kata Ahmadi.
Meskipun merupakan pulau yang paling dekat dengan pusat gempa bumi yang menyebabkan tsunami terbesar di abad ini, jumlah korban tewas di Simeulue relatif rendah.聽
Enam orang meninggal di pulau berpenduduk 100.000 jiwa ini - angka yang lebih rendah dibandingkan dengan daerah lain yang terkena dampak - setelah gempa bumi terbesar ketiga di dunia sejak seismografi modern digunakan pada tahun 1900.
Hal tersebut dikatakan oleh Pelaksana Tugas Bupati Teuku Reza Fahlevi karena kearifan lokal yang diwariskan secara turun-temurun dalam bentuk Smong.聽
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.