Donald Trump Pimpin Amerika Serikat
Trump Ancam Aneksasi Greenland dan Kanada: AS Sangat Membutuhkannya!
Trump kembali lontarkan ancaman aneksasi Greenland dan Kanada demi kepentingan AS, picu kecaman internasional dan penolakan keras dari kedua negara.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump kembali melontarkan ancaman aneksasi terhadap Greenland dan Kanada.
Trump dengan menyebut penggunaan kekuatan militer sebagai opsi yang tidak dikesampingkan.
"Amerika sangat membutuhkan Greenland," kata Trump dalam wawancara dengan NBC News yang ditayangkan Minggu (4/5/2025),
鈥淪aya tidak mengatakan saya akan melakukannya, tapi saya tidak mengesampingkan apa pun,鈥 ujarnya kepada Kristen Welker dari NBC.
Trump menekankan Greenland memiliki posisi strategis dan populasi kecil yang menurutnya 鈥渁kan dijaga dan dihargai oleh AS鈥.
Greenland merupakan wilayah otonom Denmark yang kaya sumber daya alam.
Wilayah ini sudah lama menjadi perhatian Trump sejak masa kepresidenannya yang pertama.
Ini bukan pertama kalinya Trump menyatakan minat untuk menguasai Greenland, baik melalui pembelian maupun dengan 鈥渃ara lain鈥 seperti tekanan ekonomi atau kekuatan militer.
鈥淕reenland memiliki posisi geografis sangat penting, terutama dalam konteks persaingan dengan Rusia dan China di Arktik,鈥 kata seorang analis geopolitik kepada BBC News.
Pulau terbesar di dunia ini terletak di antara Amerika Utara dan Eropa, serta menjadi bagian dari celah Greenland-Islandia-Inggris鈥攚ilayah strategis yang krusial dalam pertahanan Atlantik Utara.
Selain posisi militer, Greenland juga menyimpan cadangan minyak, gas, dan logam tanah jarang yang sangat dibutuhkan untuk teknologi energi bersih dan peralatan militer.
Baca juga: PM Denmark Kunjungi Greenland setelah JD Vance Iming-imingi agar Gabung AS
Para ahli menduga bahwa Trump tertarik pada potensi eksplorasi yang meningkat seiring pencairan lapisan es akibat perubahan iklim.
Pemerintah Greenland tidak tinggal diam.
Perdana Menteri Greenland, Jens-Frederik Nielsen, membalas pernyataan Trump dengan tegas pada Maret lalu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.