Paus Fransiskus Wafat
Ketegangan di Basilika Santo Petrus Vatikan, Pria Terobos Pengamanan, Teriak Ingin Bertemu Paus
Seorang pria diamankan karena terobos pengamanan serta antrian umat di Basilika Santo Petrus, teriak ingin melihat Paus Fransiskus
Penulis:
Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, VATIKAN - Ketegangan terjadi di Basilika Santo Petrus, Vatikan, Kamis (24/4/2025) pagi waktu setempat.
Seorang pria tak dikenal nekat memotong antrean hingga menerobos sistem pengamanan.
Pria ini berteriak keras menyatakan keinginannya untuk “melihat Paus.”
Sontak saja ulah pria tersebut memecah keheningan dan menciptakan ketegangan di antara umat yang datang untuk memberikan penghormatan terakhir bagi Paus Fransiskus.
Situasi tegang tersebut muncul di tengah kerumunan umat yang sedang berdoa dan memberikan penghormatan terakhir kepada Paus Fransiskus, yang wafat pada Senin, 21 April 2025.
Menurut laporan dari otoritas Vatikan, pria tersebut berhasil melampaui area yang telah diamankan sebelum akhirnya dihentikan oleh petugas keamanan yang berjaga di lokasi.
Aparat bertindak sangat cepat dalam mengendalikan situasi, dan pelaku segera diamankan tanpa menimbulkan korban maupun kerusakan.
“Seorang individu telah diamankan oleh otoritas keamanan setelah menunjukkan perilaku tidak terkendali di dalam Basilika. Investigasi terhadap motif dan identitas yang bersangkutan sedang berlangsung,” demikian pernyataan singkat dari pihak keamanan Vatikan.
Baca juga: Hidupkan Warisan Paus Fransiskus, LDD Keuskupan Agung Jakarta Gelar Gerakan Belarasa
Kekacauan ini terjadi di tengah suasana duka mendalam umat Katolik sedunia atas wafatnya Paus Fransiskus.
Ribuan umat hadir di basilika pada saat kejadian, termasuk warga lokal, peziarah internasional, serta pejabat gerejawi yang berkumpul untuk berdoa di depan jenazah Paus.
Kemudian sebagai respons atas peristiwa tersebut, otoritas Vatikan segera meningkatkan pengamanan di seluruh area Basilika dan sekitarnya.
Pemeriksaan terhadap para pengunjung pun diperketat, dan akses keluar-masuk diawasi secara lebih intensif untuk mencegah kejadian serupa terulang.
Hingga saat ini, belum ada informasi resmi terkait latar belakang pelaku, termasuk apakah yang bersangkutan memiliki riwayat gangguan kejiwaan, motif politik, atau alasan personal.
Tetapi pihak berwenang menegaskan bahwa penyelidikan akan dilakukan secara menyeluruh.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.