Trump Terapkan Tarif Timbal Balik
Benarkah Tas Branded Mewah Italia Dibuat di China? Influencer Ramai-Ramai Bongkar Rahasia Produksi
Viral di media sosial influencer dan pabrik di China mengklaim bahwa barang-barang mewah Italia ternyata dibuat di China, benarkah? Ini kata pakar.
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM 鈥 China membawa perang dagang dengan Amerika Serikat ke level yang berbeda, salah satunya dengan menyasar feed di TikTok.
Belakangan ini, para influencer dan pelaku industri di China ramai-ramai membongkar praktik produksi barang-barang mewah.
Mengutip CNN International, seorang pengguna TikTok bernama Wang Sen mengaku sebagai produsen asli untuk sebagian besar barang mewah dunia.
Dalam videonya, ia tampak memegang tas mewah bermerek Birkin.
Di belakangnya, terlihat para pekerja pabrik tengah membuat tas-tas mewah yang nantinya akan diekspor ke luar negeri.
Wang Sen mengatakan bahwa brand-brand mewah tersebut membeli tas dari China, lalu menempelkan label merek mereka sendiri, seolah-olah tas-tas itu dirancang oleh desainer di Eropa.
鈥淢engapa kalian tidak menghubungi kami dan membeli langsung dari kami? Kalian tidak akan percaya harga yang kami tawarkan,鈥 katanya.
Video tersebut kemudian dihapus dari aplikasi TikTok tapi di-repost sejumlah akun dan tersebar luas di X.

Sementara itu, DHgate鈥攖oko grosir daring yang terkenal menjual barang-barang mewah tiruan asal China鈥攎elonjak ke posisi #2 di App Store Apple Amerika Serikat.
Aplikasi lainnya, Taobao, situs e-commerce legendaris dari Tiongkok, berada di posisi #7.
Sejumlah pakar mengatakan kepada CNN bahwa sangat kecil kemungkinan produsen China tersebut merupakan pemasok resmi untuk merek-merek seperti Lululemon dan Chanel.
Baca juga: Prada Akuisisi Versace dengan Kesepakatan Senilai Rp23,1 Triliun
Produsen resmi biasanya menandatangani perjanjian kerahasiaan (NDA), sehingga kecil kemungkinan pria dalam video tersebut menjual barang asli.
Namun, video-video semacam ini tidak hanya menyoroti kekhawatiran konsumen terhadap tarif impor, tetapi juga menunjukkan betapa besarnya ketergantungan pasar terhadap produk buatan China.
Para kreator asal China ini menyampaikan pesan bahwa, meskipun Gedung Putih menyatakan kebijakan ekonominya mendahulukan kepentingan domestik, kebijakan tersebut justru berisiko membuat konsumen Amerika kehilangan akses ke produk favorit mereka, atau harus membayar jauh lebih mahal.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.