Konflik Rusia Vs Ukraina
Mantan Gubernur Kursk Rusia Ditangkap, Diduga Gelapkan Dana Pertahanan Perbatasan Rp190 Miliar
Penangkapan mantan Gubernur Kursk, Alexei Smirnov dan wakilnya, Alexei Dedov, atas dugaan penggelapan dana pertahanan senilai Rp 190 miliar.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Penangkapan mantan Gubernur Kursk, Alexei Smirnov dan wakilnya, Alexei Dedov, atas dugaan penggelapan dana pertahanan senilai lebih dari 12 juta dolar Amerika memicu kemarahan publik di Rusia.
Kekecewaan paling besar datang dari wilayah perbatasan yang selama ini menjadi garis depan dalam konflik dengan Ukraina.
Penahanan keduanya diumumkan otoritas Rusia pada Rabu (17/4/2025).
Segera setelahnya publik bereaksi keras.
Penangkapan kedua pejabat tinggi itu juga tak luput dari sorotan media nasional dan internasional.
Menurut laporan Reuters dan media lokal Rusia, Smirnov (51) dan Dedov (48) ditangkap atas tuduhan menggelapkan dana yang sebelumnya dialokasikan untuk memperkuat pertahanan perbatasan dengan Ukraina.
Uang tersebut seharusnya digunakan untuk membangun benteng serta infrastruktur pertahanan di wilayah Kursk yang menjadi salah satu titik panas dalam konflik.
Dikuitp dari The Guardian, Kementerian Dalam Negeri Rusia menyebut dana yang digelapkan mencapai lebih dari satu miliar rubel atau sekitar 12 juta dolar Amerika, sekitar Rp190 miliar (dengan asumsi kurs sekitar Rp15.800 per dolar AS).
Pembangunan benteng itu diserahkan kepada pengembang lokal yang didukung negara.
Penyelidikan mengungkap dugaan penyalahgunaan anggaran.
"Keduanya ditahan sebagai bagian dari penyelidikan kriminal," kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Irina Volk, melalui Telegram, dikutip dari Reuters.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.149: Serangan Ganda Rusia di Kherson Tewaskan 1 Orang
Gagal Lindungi Warga Saat Ukraina Menyerbu
Penangkapan ini terjadi setelah serangan besar pasukan Ukraina pada Agustus 2024, yang menembus pertahanan wilayah Kursk dalam serangan darat terbesar ke wilayah Rusia sejak Perang Dunia II.
Saat itu, Smirnov masih menjabat gubernur dan mengklaim situasi "dalam kendali", padahal pasukan Kyiv berhasil merebut sejumlah pemukiman.
Akibat respons yang dinilai lamban dan tidak kompeten, Presiden Vladimir Putin memecat Smirnov pada Desember 2024 dan menggantikannya dengan Alexander Khinshtein, anggota parlemen pro-Kremlin.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.