bet365×ãÇòͶע

Kamis, 8 Mei 2025

Trump Terapkan Tarif Timbal Balik

Ketika Kebijakan Tarif Trump Jadi 'Senjata': Saham Jatuh, Ekonomi Lambat, Resesi Membayangi

Pasar saham Amerika Serikat terus anjlok, diperburuk dengan kebijakan tarif Trump.Siapa yang tentukan resesi? apakah skenario terburuk bisa dihindari?

Facebook The White House
TARIF DAGANG AS - Foto ini diambil pada Kamis (3/4/2025) dari Facebook The White House memperlihatkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berbicara selama konferensi pers setelah menandatangani kenaikan tarif dagang baru antara AS dan negara lain di dunia, di Gedung Putih di Washington, DC, AS pada Rabu (2/4/2025). JPMorgan memperkirakan peluang terjadinya resesi mencapai 60 persen. 

TRIBUNNEWS.COM - Selama berminggu-minggu, pasar saham Amerika Serikat terus anjlok.

Situasinya makin memburuk setelah Presiden Donald Trump pada Rabu (2/4/2025) mengumumkan kebijakan tarif baru terhadap hampir seluruh negara mitra dagang AS.

Langkah tersebut langsung memicu kekhawatiran akan resesi.

JPMorgan memperkirakan peluang terjadinya resesi mencapai 60 persen.

Sementara Goldman Sachs dan Morningstar memperkirakan antara 40 hingga 50 persen.

Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan resesi?

Lalu, apakah penurunan pasar saham benar-benar pertanda bahwa resesi sudah di depan mata?

Apa yang Terjadi Saat Resesi?

Resesi adalah penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi yang berlangsung selama beberapa bulan dan berdampak luas.

Saat resesi terjadi, bisnis cenderung menahan investasi karena pesimis terhadap masa depan ekonomi.

Dampaknya berantai: pembangunan menurun, produksi melambat, dan permintaan barang jatuh.

Baca juga: Tarif Trump Picu Guncangan Global: Dunia Siaga, Pasar Bergejolak, Harga Melonjak

Seperti dalam Resesi Hebat 2007–2009, sektor konstruksi lumpuh, permintaan alat berat dan bahan bangunan anjlok, dan akhirnya menyentuh hampir semua sektor ekonomi.

Akibatnya, pengangguran meningkat dan jam kerja berkurang.

Saat resesi awal 1980-an, tingkat pengangguran AS mendekati 11 persen. Bahkan saat pandemi COVID-19, angka itu sempat melonjak hingga 15 persen.

Meski kini masih di angka 4,2 persen, tingkat pengangguran bisa melonjak cepat bila perlambatan ekonomi terus berlanjut.

Halaman
123
Sumber:
Berita Rekomendasi
  • Berita Terkini

    © 2025 bet365×ãÇòͶע, a subsidiary of . All Right Reserved
    bet365×ãÇòͶע Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan