Konflik Rusia Vs Ukraina
Eropa Bersiap Hadapi Potensi Perang dengan Rusia, 800 Ribu Tentara Berlatih di Jerman
Muncul kekhawatiran bahwa Amerika Serikat (AS) tidak akan bisa diandalkan sebagai sekutu jika perang Eropa vs. Rusia meletus.
Penulis:
Febri Prasetyo
Editor:
Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Eropa dilaporkan sedang bersiap menghadapi potensi perang besar melawan Rusia.
Beberapa negara Eropa mulai mengambil langkah militer. Sebagai contoh, Polandia berencana melatih setiap pria dewasa untuk berperang, Norwegia memperbaiki bunker militer, dan Jerman meningkatkan anggaran militernnya besar-besaran.
Di tengah situasi itu, muncul kekhawatiran Amerika Serikat (AS) tidak akan bisa diandalkan sebagai sekutu jika perang Eropa vs. Rusia meletus.
ABC News melaporkan intelijen Denmark dan Jerman sudah memperingatkan agar Pakta Pertahanan Atlantik Utara bersiap menghadapi potensi serangan Rusia dalam lima tahun mendatang.
Banyak negara Eropa yang sudah meminta warganya untuk menyiapkan perlengkapan bertahan hidup guna menghadapi potensi krisis besar.
Jaminan keamanan dari AS belum jelas
Eropa mendapat jaminan keamanan dari AS melalui organisasi NATO. Jika salah satu negara NATO diserang, serangan itu akan dianggap sebagai serangan terhadap semua anggota NATO.
AS sebagai anggota NATO akan ikut campur membantu negara NATO yang diserang. Namun, setelah kembali menjabat, Presiden AS Donald Trump malah terlihat bersimpati kepada Rusia.
Trump juga meminta Eropa untuk menjaga keamanannya sendiri pada masa mendatang. Oleh karena itu, Eropa kini harus mulai meninggalkan ketergantungannya pada AS.
Luigi Scazzieri, Asisten Direktur Pusat Reformasi Eropa, mengatakan Uni Eropa mengabaikan peralatan dan persiapan untuk menghadapi konflik besar.
"Bergantung pada AS terbukti lebih nyaman," kata Scazzieri. Dia menyebut Eropa kini harus menguatkan pertahanannya.
Baca juga: Ambisi Zelensky Belum Padam, Ingin Ukraina Gabung NATO meski Ditentang AS-Rusia

Negara-negara Eropa mulai mengambil langkah keamanan secara serius.
Norwegia mulai memberlakukan persyaratan tempat perlindungan dari bom pada bangun baru. Di samping itu, Nowergia memperbaiki bunker era Perang Dingin yang sudah tidak digunakan selama 40 tahun.
Polandia, Lithuania, Latvia, dan Estonia bulan kemarin mengumumkan menarik diri dari Konvensi Ottawa yang melarang ranjau darat antipersonel.
Semua negara yang berbatasan dengan Rusia itu mengatakan mulai menggunakan ranjau darat lagi untuk mempertahankan sayap timur NATO.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.