Latihan Angkatan Laut Tiongkok di Laut Tasman Timbulkan Kekhawatiran
Latihan angkatan laut Tiongkok di Laut Tasman, yang terletak di antara Australia dan Selandia Baru, menimbulkan kekhawatiran
Editor:
Wahyu Aji
Skenario seperti itu berisiko meningkatkan ketegangan dan meningkatkan kemungkinan salah perhitungan strategis.
Pembenaran Tiongkok dan Perlunya Respons Kontra-Strategis
Menanggapi kekhawatiran internasional, pejabat Tiongkok telah meremehkan pentingnya latihan ini, dengan alasan bahwa latihan tersebut merupakan bagian dari jadwal latihan rutin PLAN dan konsisten dengan hukum maritim internasional.
Namun, penjelasan ini gagal mengakui implikasi geopolitik yang lebih luas dari tindakan tersebut. Rutin atau tidak, latihan tersebut sengaja dilakukan di wilayah tempat Tiongkok secara historis memiliki kehadiran militer yang minimal, sehingga sulit untuk mengabaikannya sebagai sekadar kebetulan.
Selain itu, perilaku Beijing di masa lalu dalam sengketa maritim lainnya, seperti di Laut Cina Selatan, menunjukkan bahwa sikap militer awal sering kali diikuti oleh tindakan yang lebih tegas, termasuk pembentukan pos-pos militer atau kemitraan strategis.
Preseden ini menimbulkan kekhawatiran yang valid bahwa aktivitas Tiongkok di Laut Tasman mungkin bukan kejadian satu kali, melainkan awal dari strategi jangka panjang yang bertujuan untuk menormalkan kehadiran angkatan lautnya di Pasifik Selatan.
Dengan demikian, latihan angkatan laut Beijing di dekat Australia dan Selandia Baru bukan sekadar operasi militer rutin, tetapi upaya yang disengaja untuk mengubah dinamika keamanan Pasifik Selatan.
Dengan memproyeksikan kekuatan ke wilayah yang secara historis didominasi Barat ini, Beijing menantang keseimbangan kekuatan yang ada, mempersulit kalkulasi keamanan bagi para pelaku regional, dan memaksa negara-negara Kepulauan Pasifik ke dalam posisi strategis yang genting.
​Respons dari Australia, Selandia Baru, dan sekutu-sekutunya harus dikalibrasi dengan cermat. Pendekatan yang murni defensif, seperti meningkatkan patroli angkatan laut, mungkin hanya akan meningkatkan ketegangan.
Sebaliknya, kombinasi keterlibatan diplomatik, kerja sama pertahanan regional, dan inisiatif ekonomi strategis harus diupayakan untuk mengimbangi pengaruh Tiongkok yang semakin besar.
Seiring Beijing terus menguji batas jangkauan angkatan lautnya, Pasifik Selatan menjadi medan penting dalam persaingan yang lebih luas atas dominasi maritim.
Apakah wilayah ini akan tetap menjadi ruang kerja sama keamanan yang stabil atau menjadi titik api lain dalam tatanan dunia yang semakin multipolar akan sangat bergantung pada bagaimana para pelaku regional memetakan tantangan yang ditimbulkan oleh strategi maritim Tiongkok yang tegas.
Belanja Militer Global Tembus Rekor 2,72 T Dolar pada 2024, Lonjakan Tertinggi sejak Perang Dingin |
![]() |
---|
22 Orang Tewas di Kebakaran Maut Restoran China, Xi Jinping Sampai Desak Pejabat Tanggung Jawab |
![]() |
---|
BYD Kuasai Pasar Mobil Listrik di Indonesia, Tiga Bulan Jualan Tembus 8.200 Unit |
![]() |
---|
Menperin Agus Gumiwang Nilai Amerika Serikat Mulai Melunak Terhadap China |
![]() |
---|
Kepala BKPM Gandeng Kapolri Minta Preman dan Ormas Penganggu Investasi Ditumpas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.