Konflik Rusia Vs Ukraina
Mengapa Logam Tanah Jarang Menjadi Faktor Krusial dalam Upaya Mengakhiri Perang Rusia-Ukraina?
Logam Tanah Jarang menjadi kunci potensial untuk mengakhiri konflik Rusia-Ukraina yang sudah berlangsung selama 3 tahun.
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Logam tanah jarang (LTJ), atau unsur logam langka, muncul sebagai faktor krusial dalam upaya mencari solusi atas konflik Rusia-Ukraina yang telah berlangsung selama tiga tahun, menurut analisis dari eurasiareview.com.
Presiden AS, Donald Trump, mengusulkan pendekatan unik untuk mengakhiri perang ini, yaitu melalui kesepakatan yang saling menguntungkan antara Ukraina, Rusia, dan Amerika Serikat.
Inti dari kesepakatan ini adalah pemberian akses bagi AS terhadap deposit LTJ di Ukraina dan Rusia.
Sebagai imbalannya, kerja sama perdagangan dan ekonomi akan ditingkatkan untuk memacu pertumbuhan ekonomi ketiga negara, dengan harapan dapat mengakhiri konflik.
Baik Ukraina maupun Rusia telah menunjukkan keterbukaan untuk mendiskusikan kesepakatan ini, namun, masalah keamanan yang belum terselesaikan menjadi penghalang utama.
Trump belum memaparkan secara rinci solusi atas masalah keamanan ini.
Namun, para pejabat tinggi AS telah mengindikasikan kemungkinan-kemungkinan yang cenderung mendukung posisi Rusia, yang ditolak oleh Ukraina.
Rencana pertemuan antara Trump dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, di Washington, serta pertemuan antara Trump dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, di Arab Saudi, diharapkan dapat menjadi forum untuk membahas isu-isu keamanan ini.
Masalah Keamanan yang Kompleks
Rusia bersikeras untuk mempertahankan wilayah Ukraina yang telah direbut dan dianeksasinya sejak 2022.Â
Saat ini, Rusia menguasai sebagian besar wilayah Donetsk, Zaporizhia, Kherson, dan Luhansk.Â
Rusia berdalih bahwa wilayah-wilayah ini penting bagi keamanannya terhadap ekspansi NATO.
Baca juga: Trump-Putin Akur, Rusia Tawari AS Untuk Ambil Alih Tanah Jarang Milik Kremlin
Selain itu, Rusia tidak mengakui Ukraina sebagai negara berdaulat yang terpisah, melainkan sebagai bagian integral dari "tritunggal" bangsa Rusia, Belarusia, dan Ukraina, yang memiliki warisan sejarah yang sama, yaitu Kievan Rus.
Ukraina, di sisi lain, menolak konsep kesamaan yang dikemukakan Putin dan menegaskan statusnya sebagai negara merdeka yang diakui secara internasional sejak pecahnya Uni Soviet pada tahun 1991.
Ukraina juga bertekad untuk merebut kembali wilayah-wilayah yang diduduki Rusia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.