bet365×ãÇòͶע

Kamis, 8 Mei 2025

Virus Corona

Omicron Bukan Tanda Akhir Pandemi Covid-19, Diprediksi Bakal Ada Varian Baru, Bagaimana Dampaknya? 

Bermutasinya virus menjadi varian baru omicron yang akhir-akhir ini menular lebih cepat bukanlah tanda akhir pandemi.

Penulis: Anita K Wardhani
Freepik
Ilustrasi pandemi global akibat Covid-19.Omicron Bukan Tanda Akhir Pandemi Covid-19, Diprediksi Bakal Ada Varian Baru, Bagaimana Dampaknya?  

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA  - Pandemi covid-19 diyakini belum akan berakhir.  

Bermutasinya virus menjadi varian baru omicron yang akhir-akhir ini menular lebih cepat bukanlah tanda akhir pandemi.

Pakar Epidemiologi Griffith University, Dicky Budiman menyebutkan sejauh ini riset memang mengatakan Omicron memang tidak seperti Delta.

Baca juga: Pasien Covid-19 Omicron Gejala Ringan dan OTG Bisa Isoman di Rumah, 3 Syarat Wajib Dipenuhi

Baca juga: Covid-19 di DKI Lewati Puncak Varian Delta, Kasus Kematian Meningkat, Anies Ungkap Kondisi Faskes

Sejauh ini yang membedakan situasi gelombang Delta tahun lalu dengan Omicron saat ini adalah status vaksinasi Covid-19. 

Vaksinasi Covid-19 membedakan dampak atau output klinis akibat terinfeksi apa pun varian Covid-19.

Ilustrasi Omicron.
Ilustrasi Omicron. (sehatnegeriku.kemkes.go.id)

Sehingga menurutnya salah besar jika ada yang menyatakan jika varian Omicron melemah. 

Ia pun menegaskan jika Omicron bukan varian terakhir. 

"Bahwa contoh begini saya tegaskan, gelombang ini bukan berarti terakhir. Ke depan akan ada. Tapi dampaknya makin kecil, makin ke sana. Nah itu, karena orang yang memiliki imunitas makin banyak," kata Dicky pada bet365×ãÇòͶעnews, Senin (7/2/2022). 

Baca juga: Ahli Epidemiologi Sebut 2 Kali Vaksin Sinovac Tak Cukup Hadapi Omicron, Perlu Booster Vaksin mRNA

Baca juga: Studi AS Percobaan Booster Khusus Omicron, Hasilkan Grafik Sebanding dengan Vaksin Booster Lain

Pembeda yang khas dari varian delta dan omicron yaitu jika delta dapat membuat dampak serius di paru-paru seperti pneumonia, misalnya. 

Ahli Epidemiologi Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University, Dicky Budiman.
Ahli Epidemiologi Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University, Dicky Budiman. (dok pribadi)

Tapi Dicky pun menekankan jika hal itu bukan saja tidak terjadi, tapi tetap ada. 

"Dari kasus yang ada bahkan tidak bergejala ternyata ada kerusakan di paru-paru. Jadi tidak bisa dianggap semua begitu. Tapi potensi lebih kurang," ungkap Dicky.

Gelombang Baru Perkecil Varian Sebelumnya

Menurut Dicky, setiap adanya gelombang kenaikan kasus Covid-19, akan memperkecil varian sebelumnya. Karena varian of concern (VOC) memilki karakter cepat menular, lebih mudah menginfeksi, otomatis akan lebih dominan.

Ia mengingatkan, misalnya ketika varian Alpha muncul, maka varian sebelumnya akhirnya terkalahkan. 

Halaman
123
Berita Rekomendasi
  • AA

    Berita Terkini

    © 2025 bet365×ãÇòͶע, a subsidiary of . All Right Reserved
    bet365×ãÇòͶע Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan