bet365×ãÇòͶע

Kamis, 8 Mei 2025

Nilai IKI Januari Tunjukkan Kinerja Positif Industri di Awal Tahun 2025

kinerja industri manufaktur positif di awal tahun. Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Januari 2025 berada di posisi 53,10 poin

Penulis: Lita Febriani
Editor: Sanusi
dok Kemenperin
INDEKS KEPERCAYAAN INDUSTRI - Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif dan Kepala Pusat Data dan Informasi Industri Mohammad Ari Kurnia Taufik memimpin Rilis Indeks Kepercayaan Industri Januari 2025 di Kementerian Perindustrian, 30 Januari 2025. Nilai IKI Januari 2025 meningkat 0,17 poin dibandingkan dengan bulan Desember 2024 dan meningkat 0,75 poin dibandingkan dengan Januari tahun lalu. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri manufaktur memulai tahun 2025 dengan kinerja positif. Tercermin dari Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Januari 2025 yang berada di posisi 53,10 poin, yang artinya ekspansi.

Nilai IKI Januari 2025 meningkat 0,17 poin dibandingkan dengan bulan Desember 2024 dan meningkat 0,75 poin dibandingkan dengan Januari tahun lalu.

Meningkatnya IKI pada Januari ini ditopang oleh ekspansi 20 subsektor dengan kontribusi terhadap PDB industri pengolahan non-migas Triwulan III tahun 2024 sebesar 95,5 persen.

Baca juga: Kemenperin Tunjuk Petrokimia Gresik Jadi Industri Percontohan Penggunaan Teknologi Dekarbonisasi

Selain itu, peningkatan IKI bulan Januari juga dipengaruhi oleh berekspansinya seluruh variabel pembentuk IKI, yaitu pesanan baru, produksi dan persediaan.

"Variabel pesanan baru mengalami ekspansi dengan peningkatan sebesar 2,03 poin dibanding bulan sebelumnya menjadi 52,74. Hal ini selaras dengan kondisi pada bulan Desember ketika perusahaan menerima pesanan baru dan sedang bersiap menghadapi peningkatan permintaan di tahun 2025," tutur Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif di Jakarta, Kamis (30/1/2025). 

Di sisi lain, variabel produksi tetap mengalami ekspansi sebesar 53,39, meskipun turun 2,14 poin dibandingkan bulan sebelumnya.

Pada Januari 2025, industri sedikit menurunkan produksi dibandingkan produksi Desember 2024. Hal ini karena stok barang dari peningkatan produksi di bulan sebelumnya masih banyak, sebagai antisipasi rencana kenaikan PPN 12 persen di tahun lalu.

Baca juga: Kemenperin Bahas Kemungkinan Perluasan Program HGBT 

Demikian juga dengan persediaan yang tetap ekspansi sebesar 53,58, meski turun 1,00 poin dibandingkan Desember 2024. Ini disebabkan produsen masih berhati-hati untuk memproduksi, mengingat persediaan yang belum terserap optimal ke pasar. 

Jika dilihat dari sisi daya beli masyarakat, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) bulan Desember menunjukkan peningkatan 1,8 poin dibandingkan bulan November.

Naiknya keyakinan konsumen pada Desember tersebut bisa dilihat pada peningkatan indeks penghasilan saat ini, indeks ketersediaan lapangan kerja dan indeks pembelian barang tahan lama (durable goods), namun tidak pada seluruh golongan.

"Indeks tertinggi pada komponen penghasilan saat ini tercatat pada responden dengan pengeluaran lebih besar dari Rp 5 juta dan kelompok usia 20-30 tahun, sedangkan untuk komponen ketersediaan lapangan kerja terindikasi meningkat pada seluruh tingkat pendidikan, kecuali pascasarjana. Sedangkan komponen pengeluaran terindikasi tertinggi pada kelompok pengeluaran Rp 4,1 juta - Rp 5 juta dan kelompok usia 31-40 tahun," ungkap Febri.

Baca juga: Belum Final, Kemenperin Berharap Periode Program HGBT Berjalan Lebih Lama

Dengan demikian, daya beli masyarakat dapat dikatakan stabil pada level golongan menengah atas, namun tetap berhati-hati dalam melakukan pengeluaran.

Sedangkan di golongan bawah, daya beli masyarakat dapat dikatakan mengalami penurunan, yang tentu saja berpengaruh pada penyerapan pasar produk manufaktur.

Hal tersebut tecermin pada tiga subsektor dengan nilai IKI tertinggi (ekspansi) yaitu subsektor Industri Alat Angkutan Lainnya, Industri Peralatan Listrik dan Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL yang mayoritas konsumennya merupakan perusahaan, bukan rumah tangga perseorangan.

Sedangkan tiga subsektor yang mengalami kontraksi yaitu Industri Pengolahan Lainnya, Industri Komputer, Barang Elektronik dan Optik, serta Industri Minuman merupakan subsektor yang dominan konsumennya merupakan rumah tangga atau perseorangan. 

Berdasarkan identifikasi Tenaga Ahli IKI, kontraksi ketiga subsektor tersebut terjadi karena pelemahan daya beli konsumen khususnya kelas bawah, relaksasi impor yang menyebabkan banjir produk impor, fluktuasi ekonomi global, perubahan kebijakan pemerintah, serta adanya gangguan rantai pasok.

Selain itu, kontraksi Industri Komputer, Barang Elektronik dan Optik juga disebabkan oleh penurunan demand luar negeri akibat persaingan yang ketat di pasar domestik asing, permasalahan supply chain, serta isu relokasi pabrik elektronika dari RRT ke Indonesia, tetapi kondisi di dalam negeri juga belum stabil.

Sementara untuk industri minuman, faktor musiman juga mempengaruhi kontraksi sektor tersebut. Karenanya, Tenaga Ahli IKI juga mengingatkan bahwa perekonomian global tahun 2025 diperkirakan menghadapi tantangan yang tidak mudah.

Meskipun demikian, kondisi umum kegiatan usaha di bulan Januari 2025 membaik dibanding bulan Desember 2024, dilihat dari persentase jawaban responden yang menjawab kondisi usahanya meningkat dan stabil, dari 76,4 persen menjadi 76,8 persen. Sementara itu, optimisme pelaku usaha enam bulan ke depan turun dari 73,4 persen menjadi 72,5 persen.

Berita Rekomendasi
  • Berita Terkini

    © 2025 bet365×ãÇòͶע, a subsidiary of . All Right Reserved
    bet365×ãÇòͶע Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan