Tata Cara Shalat Gerhana atau Shalat Khusuf, Lengkap dengan Bacaan Niatnya
Gerhana Bulan Total akan terjadi pada hari ini, Jumat (14/3/2025), berikut tata cara shalat Gerhana atau Shalat Khusuf, lengkap dengan bacaan niatnya.
Penulis:
Lanny Latifah
Editor:
Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Fenomena Gerhana Bulan Total akan terjadi pada hari ini, Jumat (14/3/2025).
Dilansir akun resmi Instagram BMKG @infobmkg, hanya Akhir Fase Penumbra (P4) pada pukul 17.00.01 WIB // 18.00.01 WITA // 19.00.01 WIT yang dapat teramati di Indonesia bagian Timur.
Namun tidak merata, hanya di sebagian wilayah Indonesia bagian Timur, seperti seluruh Papua, Maluku Utara dan Maluku, bagian timur NTT, sedikit bagian timur Sulawesi Tengah, serta bagian timur Sulawesi Utara yang dapat mengamati Akhir Fase Penumbra.
Dalam ajaran Islam, amalan sunnah yang dianjurkan saat terjadi gerhana adalah melaksanakan Shalat Gerhana atau Shalat Khusuf.
Shalat ini merupakan ibadah sunnah yang dikerjakan saat gerhana bulan maupun gerhana matahari.
Dilansir laman kemenag.go.id, hukum menjalankan shalat gerhana baik gerhana matahari maupun gerhana bulan adalah sunah mu`akkadah.
Berbeda dengan shalat wajib lima waktu, shalat gerhana dilaksanakan secara berjamaah, tanpa azan dan iqamah.
Masyarakat diimbau untuk bertakbir terlebih dahulu, memperbanyak zikir, istigfar, sedekah, dan mengamalkan kebajikan serta tak lupa berdoa.
Niat Shalat Gerhana
أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ لله تَعَالَى
Usholli sunnatal khusuufi rok’ataini lillahi ta’aalaa.
Artinya: "Saya niat shalat sunnah gerhana bulan dua rakaat karena Allah Ta’âla."
Baca juga: Gerhana Bulan Total 14 Maret 2025: Hanya Akhir Fase Penumbra yang Teramati di Indonesia bagian Timur
Tata Cara Shalat Gerhana atau Shalat Khusuf
- Berniat di dalam hati untuk melaksanakan Salat Gerhana Bulan;
- Takbiratul ihram yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa;
- Membaca do’a iftitah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaherkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih) sebagaimana terdapat dalam hadits Aisyah: “Nabi Saw. menjaharkan (mengeraskan) bacaannya ketika shalat gerhana.”(HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901)
- Kemudian ruku’ sambil memanjangkannya;
- Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan ‘SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH, RABBANA WA LAKAL HAMD‘;
- Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama;
- Kemudian ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya;
- Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal);
- Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali;
- Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya;
- Salam;
- Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jama’ah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdo’a, beristighfar, sedekah, dan membebaskan budak.
Baca juga: 10 Fenomena Astronomi 2025, Ada Okultasi Bintang, Gerhana Bulan, hingga Hujan Meteor
Dilanjutkan membaca doa Gerhana sebagai berikut:
Alhamdulillah hamdan daaiman toohiron thoyyiban mubarokan fiih. Mil’ussamawati wa mil’ul ardhi wa mil’u maa baina huma, wa mil’u maa syi’ta min syai’in ba’du. Ahaqqo maa qoolal abdu, wa kunna laka abdun.
Artinya: "Segala puji bagi Allah, pujian murni, baik dan diberkati-Nya. Yang memenuhi langit dan memenuhi bumi dan memenuhi apa yang ada di antara mereka dan mengisi apa pun yang Anda inginkan. (Dia) yang paling berhak memanggil hamba dan kami semua adalah hamba."
(bet365Ͷעnews.com/Latifah)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.