Lukisan Kuno di Gua Sulteng Berumur 40.000 Tahun
Lukisan-lukisan kuno ditemukan di tujuh gua di Sulawesi Tengah, Indonesia. Foto-foto ini diambil dari pintu masuk gua,
Editor:
Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA-Lukisan-lukisan kuno ditemukan di tujuh gua di Sulawesi Tengah, Indonesia. Foto-foto ini diambil dari pintu masuk gua, dimana ditemukan pula seni pahat batu yang usianya sudah sangat lawas.
Gambar-gambar pra-sejarah yang setidaknya sudah berumur 40 ribu tahun, menggambarkan hewan dan tangan manusia.
Foto yang diambil dari gua Leang Pettakere, memperlihatkan tulisan – tulisan tangan dan gambar dua babirusa, hewan khas Sulawesi serta pulau-pulau lain di Indonesia.
Di gua Leang Pettakere, kita bisa melihat generasi yang berbeda dari lukisan-lukisan yang ada di dalam gua.
Pada lukisan babirusa, bagian belakangnya kemungkinan dibuat lebih dulu oleh generasi sebelumnya, yang kemudian disempurnakan oleh generasi berikutnya.
Keberadaan batu-batu seni itu pertama kali dilaporkan arkeolog asal Belanda, Heeren-Palm, pada 1950-an.
Sejumlah peneliti menemukan lukisan gua di Sulawesi, seumuran dengan lukisan batu paling kuno di Eropa, yang dianggap sebagai kelahiran seni.
Lukisan-lukisan tersebut memiliki kesamaan dengan lukisan di dalam gua El Castillo, Spanyol, yang umurnya sekitar 37 ribu tahun. Sejumlah lukisan di gua El Castillo, ditasbihkan sebagai lukisan gua tertua di Eropa.
Karya seni purbakala di Sulawesi pertama kali dilaporkan ke arkeolog Belanda pada 1950-an. Namun selama bertahun-tahun, para arkeolog mengira itu peninggalan zaman pra-Neolitikum, yang periodenya sekitar 10 ribu tahun lalu.
Pada 2011 saat arkeolog dari Indonesia dan Australia memulai penggalian gua Leang Burung 2 di Maros, baru diketahui umur sebenarnya dari lukisan-lukisan itu.
Keindahan pemandangan di kawasan Maros, dituangkan dalam lukisan-lukisan dalam gua. Lukisan tersebut menggambarkan keindahan sungai yang diukir dengan batu kapur dan lahan-lahan pertanian di sejumlah bukit.
Ada banyak lukisan-lukisan gua yang sangat indah, tetapi tidak sedikit pula yang sudah hancur karena erosi dan ancaman tangan-tangan jahat.
Untunglah, guna perlindungan lebih lanjut, pemerintah Indonesia berencana memasukan lukisan-lukisan gua tersebut ke daftar resmi Warisan Budaya dan World Heritage List milik UNESCO.(DE.DW)