Ijazah Palsu
Eks Menkumham Sebut Jokowi Pencitraan, Sengaja Pelihara Isu Ijazah Palsu
Prof. Hamid Awaluddin sebut Jokowi sengaja biarkan isu ijazah palsu bergulir karena ingin membuat pencitraan
Penulis:
Galuh Widya Wardani
Editor:
timtribunsolo
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Menteri Hukum dan HAM periode 2004-2007, Prof. Hamid Awaluddin, mengomentari isu ijazah palsu yang melibatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dalam pandangannya, Jokowi sengaja membiarkan tudingan tersebut berkembang untuk memperkuat citranya sebagai pemimpin yang jujur dan lugu.
Seharusnya, menurut Hamid, Jokowi tidak perlu membiarkan isu ini terus berlanjut.
Jokowi, lanjutnya, hanya tinggal memperlihatkan ijazah aslinya ke publik dan tidak perlu membawa kasus ini ke meja hijau.
"Itulah yang saya sesalkan, Pak Jokowi kenapa tidak dari awal tunjukkan saja, 'Ini lho ijazah saya yang asli.' jangan biarkan ini berkembang, di situ masalahnya."
"Oleh karena itu, saya berpendapat bahwa, sengaja itu dipelihara (isu) ini, supaya beliau manggung terus, diulas terus, melihat gayanya kan, selama ini beliau kan gayanya manggung."
"Bagaimana image (citra) dia? Bagaimana persepsi publik melihat dia? merakyat, jujur, lugu," jelas Hamid dalam program ROSI di KompasTV, (Kamis (1/5/2025).
Hingga saat ini, Jokowi tetap enggan memperlihatkan ijazahnya kepada publik, dengan alasan tidak memiliki kewajiban untuk melakukannya.
Pelaporan ke Pihak Berwajib
Jokowi diketahui telah resmi melaporkan lima orang terkait dugaan pencemaran nama baik dan fitnah akibat isu ijazah palsu pada Rabu (30/4/2025) ke Polda Metro Jaya.
Mereka yang dilaporkan termasuk Roy Suryo, Rismon Sianipar, Tifauziah Tyassuma, Rizal Fadilah, dan satu orang lainnya berinisial K.
Baca juga: Jokowi Disebut Pencitraan oleh Eks Menkumham, Pelihara Isu Ijazah Palsu Biar Manggung Terus
Roy Suryo, salah satu yang dilaporkan, menanggapi dengan tenang.
Ia menyatakan siap beradu data terkait keyakinannya bahwa ijazah Jokowi adalah palsu.
"Jadi menurut saya bagus dan kita tunggu ya. Kalau kemarin kan (Roy Suryo Cs dilaporkan) pasalnya adalah 160 kita dianggap untuk menghasut."
"Nah kabarnya hari ini yang dilaporkan adalah pencemaran nama baik. Gak apa-apa, kita lihat nanti apa yang dilaporkan dan bukti-buktinya apa," kata Roy kepada wartawan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu.
Menurut Roy Suryo, tuduhan pencemaran nama baik itu tidak akan pernah ada, jika memang ijazah Jokowi tak palsu.
"Tapi sekali lagi semua tidak akan terjadi. Tidak akan terjadi apa yang dilaporkan sebagai pencemaran nama baik itu kalau tidak dikaitkan dengan dugaan adanya ijazah yang tidak benar atau palsu."
"Termasuk juga dari skripsi yang sudah kita periksa sebagai bukti primer di Universitas Gadjah Mada tanggal 15 April kemarin, yang jelas-jelas itu skripsinya palsu atau tidak memenuhi syarat untuk sebuah kampus besar seperti Universitas Gadjah Mada," jelas Roy Suryo.
Meski demikian, Roy Suryo tetap menghormati pelaporan yang dilakukan Jokowi kepadanya dan empat orang lainnya tersebut.

(bet365×ãÇòͶעews.com/Galuh Widya Wardani)
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.