Super Holding Danantara
Legislator PAN Dukung Rencana Danantara Bikin Pusat Data AI: Perkuat Infrastruktur Digital Indonesia
Rencana pembangunan pusat data dan AI jadi perhatian utama legislator PAN.
Penulis:
Chaerul Umam
Editor:
Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM JAKARTA - Anggota DPR RI Fraksi PAN Okta Kumala Dewi mendukung rencana Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) dalam pembangunan pusat data dan pengembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence).
Sebab, rencana tersebut akan memperkuat infrastruktur digital Indonesia.
Baca juga: Rosan Bantah Danantara Gunakan Dana Nasabah Bank BUMN untuk Investasi
"Sebagai anggota Komisi I, saya sangat mendukung rencana pembangunan pusat data dan pengembangan AI yang menjadi bagian penting dari program utama BPI Danantara. Sektor ini akan memperkuat infrastruktur digital Indonesia dan meningkatkan daya saing negara kita di ekonomi digital global," ujarnya.
Okta juga menekankan pentingnya teknologi AI yang diprediksi dapat berkontribusi besar terhadap kemajuan Indonesia.
"AI diperkirakan akan menyumbang sekitar USD 366 miliar pada PDB Indonesia pada 2030. Teknologi ini akan meningkatkan produktivitas dan menciptakan peluang baru di berbagai sektor, mulai dari industri kreatif hingga sektor pendidikan," ujar Okta.
Proyeksi internasional juga menunjukkan potensi besar AI.
McKinsey Global Institute memperkirakan bahwa AI dapat menyumbang sekitar USD 157 triliun terhadap perekonomian global pada 2030, dengan peningkatan produktivitas yang mencapai USD 66 triliun dan konsumsi yang meningkat sebesar USD 91 triliun.
"AI akan menjadi faktor penting dalam perkembangan ekonomi kita. Oleh karena itu, pengembangan sektor ini harus menjadi prioritas yang harus kita kawal bersama," kata Okta.
Selain itu, Okta juga menjelaskan bahwa AI akan memengaruhi dunia kerja.
Baca juga: Pengamat Imbau Masyarakat Teliti dalam Menyaring Informasi Seputar Danantara
"Sekitar 92 persen tenaga kerja di Indonesia sudah mulai mengintegrasikan AI dalam pekerjaan mereka. Ini menunjukkan pentingnya bagi generasi muda Indonesia untuk menguasai keterampilan dalam bidang teknologi, terutama AI," ungkap Okta.
Okta berharap peluncuran BPI Danantara dapat menjadi tonggak awal bagi Indonesia untuk memasuki era baru yang lebih kompetitif di dunia ekonomi digital global.
Dia juga mengingatkan agar BPI Danantara tetap berfokus pada keberlanjutan dan pemberdayaan sektor kecil dan menengah.
Sehingga, teknologi dan investasi dapat memberikan manfaat yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto meresmikan lembaga Daya Anagata Nusantara (Danantara) di Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin, 24 Februari 2025.
Presiden telah resmi meneken undang-undang yang menjadi payung hukum lembaga tersebut.
"Pada hari ini, hari Senin tanggal 24 Februari 2025, saya, Presiden Republik Indonesia, menandatangani undang-undang nomor 1 tahun 2025 tentang perubahan ketiga atas undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara dan Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 2025 tentang organisasi dan tata kelola badan pengelola investasi Daya Anagata Nusantara," ujar Prabowo.
Danantara akan berfokus pada sektor hilirisasi nikel hingga pembangunan pusat data kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI).
Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi mengungkapkan keberadaan Danantara ini bisa menjadi solusi kesulitan mendapatkan investasi dalam membangun proyek nasional.
"Danantara ini kan baru dilaunching. Habis ini mereka akan bekerja. Pak Presiden mengatakan Danantara ini tidak hanya sekadar instrumen investasi, tapi instrumen untuk perencanaan pembangunan kita ke depan sebagai sebuah bangsa dan instrumen untuk kemajuan," kata Hasan di Pusdiklat Kementerian Komunikasi dan Informatika Jakarta, Rabu (26/2/2025).
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.