Jokowi Pamer Undang-undang Cipta Kerja dalam Hanover Messe
Jokowi mengatakan pemerintah Indonesia melakukan reformasi struktural dengan mengesahkan UU Cipta Kerja untuk pembenahan iklim investasi.
Penulis:
Taufik Ismail
Editor:
Adi Suhendi
Laporan Wartawan bet365×ãÇòͶעnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Widodo) memaparkan sejumlah langkah yang dilakukan Indonesia dalam menyiapkan implementasi Industri 4.0, pada pembukaan Hanover Messe 2021 secara virtual dari Istana negara, Senin (12/4/2021).
Salah satunya yakni menciptakan iklim ekonomi yang kondusif melalui Undang-undang Cipta Kerja.
Jokowi mengatakan pemerintah Indonesia melakukan reformasi struktural dengan mengesahkan UU Cipta Kerja untuk pembenahan iklim investasi.
"Undang-undang Cipta kerja ini akan mempermudah izin usaha, memberikan kepastian hukum memberikan insentif, undang-undang cipta kerja juga memberikan insentif bagi ekonomi digital, undang-undang Cipta kerja akan mendukung pengembangan industri 4.0," kata Jokowi.
Hanover Messe merupakan pameran teknologi industri terbesar di dunia.
Baca juga: Jokowi: Indonesia akan Jadi Top Ten Ekonomi Global di 2030
Pada pameran yang digelar pada 12-16 April 2021 tersebut, Indonesia menjadi official partner country.
Dalam pembukaan pameran yang juga dihadiri Kanselir Jerman Angela Merkel tersebut Presiden didampingi sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju.
Di antaranya yakni Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Selain melakukan reformasi struktural, Indonesia kaya Jokowi, juga melakukan penguatan sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam Industri 4.0.
Baca juga: Jokowi Gabungkan Kemendikbud-Ristek, Analis Politik: Dua Kementerian Ini Tidak Bisa Dipisah
Presiden mengatakan Indonesia memiliki bonus demografi pada tahun 2030 dengan jumlah usia produktif tumbuh dua kali lipat.
Penguatan SDM dilakukan agar mampu menghadapi tantangan masa depan diantaranya dalam bidang big data, artifisial intelijen, dan internet of thing.
"Saya yakin Jerman dapat mendukung penguatan SDM Indonesia melalui pengembangan pendidikan vokasi, penguatan riset, dan penguatan Universitas berbasis teknologi," katanya.
Ketiga kata Jokowi, Indonesia terus mendorong pada pembangunan hijau atau green economy. Pandemi Covid-19 kata Presiden merupakan momentum untuk mendorong pembangunan hijau.
Baca juga: Kisah Pemuda NTT dan Jaket Merah Pemberian Jokowi,Terselip Uang Rp 1.000 Bergambar Pattimura
Berdasarkan riset World Economic Forum, potensi ekonomi hijau atau pembangunan hijau sangatlah besar yakni sebesar 10,1 triliun dolar AS.
Selain itu pembangunan hijau juga akan membuka peluang 395 juta lapangan pekerjaan baru hingga 2030.
"Di Indonesia berbagai terobosan telah dilakukan pembangunan biodiesel atau green diesel dari kelapa sawit, pemasangan pembangkit listrik tenaga surya, atap, di sektor rumah tangga. Proyek ini akan menciptakan puluhan ribu lapangan kerja baru, namun juga mengurangi emisi gas rumah kaca," katanya.
Meskipun demikian kata Jokowi, Indonesia tetap berkontribusi pada pembangunan energi masa depan.
Sebagai negara produsen nikel terbesar dunia, Indonesia mengembangkan pengolahan bijih nikel menjadi baterai lithium, sebagai komponen utama baterai ponsel maupun mobil listrik.
"Kemitraan Indonesia dan Jerman untuk pembangunan hijau ke depan adalah salah satu prioritas. Saya mengapresiasi Green infrastructure inisiatif Jerman dengan nilai 2,5 miliar Euro. program ini diharapkan dapat mendukung pembangunan infrastruktur hijau di Indonesia," ujarnya.