Pemilihan Gubernur DKI
Kampanye Pilkada DKI Cenderung Menjelekkan Pasangan Lain
Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) memberikan beberapa catatan mengenai pelaksanaan pemilukada
Penulis:
Danang Setiaji Prabowo
Editor:
Widiyabuana Slay
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) memberikan beberapa catatan mengenai pelaksanaan pemilukada DKI putaran kedua. Satu diantaranya adalah mengenai kampanye pemilukada DKI.
Menurut Ketua KIPP Wahyu Dinata, definisi kampanye harus ditinjau ulang karena kampanye pada pemilukada DKI kemarin lebih cenderung pada menjelek-jelekkan pasangan calon lain.
"Dalam kampanye kemarin, tak mendidik secara politik. Definisi kampanye harus ditinjau ulang karena kampanye lebih cenderung menjelek-jelekkan pasangan calon lain," ujar Wahyu, Minggu (30/9/2012) saat acara diskusi di Bakoel Coffe Cikini.
Wahyu juga berpendapat iklan di televisi pasangan calon juga merupakan akal-akalan kampanye. Ia juga menyoroti persoalan dana kampanye yang dinilai cukup besar. "Iklan di televisi, satu spot bisa sampai Rp 20 juta. Pemilukada DKI kemarin juga banyak kampanye samar-samar, seperti ucapan terima kasih atau selamat Idul Fitri," cetusnya.
Ditambahkannya, atribut kampanye juga harus dirumuskan seperti apa. Menurutnya atribut kampanye pada pemilukada DKI kemarin bisa mengintimidasi. "Misalnya banyak yang memakai baju kotak-kotak, atau kemudian ada yang memakai baju putih-putih," tambahnya.
METROPOLITAN POPULER