Bamsoet Dukung Langkah Presiden Prabowo dalam Pemulihan Ekonomi Nasional
Bambang Soesatyo menyampaikan pandangannya mengenai upaya Presiden Prabowo Subianto dalam merancang pemulihan kekuatan dunia usaha nasional.
Editor:
Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Bambang Soesatyo, yang merupakan Anggota DPR RI serta pernah menjadi Ketua MPR RI ke-15, Ketua DPR RI ke-20, dan Ketua Komisi III ke-7, sekaligus Dosen Tetap Pascasarjana Ilmu Hukum di Universitas Borobudur, Universitas Jayabaya, dan Universitas Pertahanan (UNHAN), menyampaikan pandangannya mengenai upaya Presiden Prabowo Subianto dalam merancang pemulihan kekuatan dunia usaha nasional.
Ia berkata, Presiden Prabowo Subianto telah mengambil langkah strategis untuk memulihkan perekonomian nasional, salah satunya melalui kebijakan penghapusan kredit macet bagi jutaan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).Â
Langkah ini dianggap sebagai bagian dari upaya membangkitkan kembali sektor usaha nasional setelah berbagai tantangan ekonomi yang dihadapi dalam beberapa tahun terakhir. Dengan stabilnya kondisi politik, perhatian kini tertuju pada pemulihan kinerja ekonomi negara, yang membutuhkan dukungan dari berbagai elemen masyarakat.
Saat ini, pemulihan ekonomi menjadi fokus utama mengingat dampak dari melemahnya perekonomian yang telah dirasakan secara luas oleh masyarakat. Berbagai indikator ekonomi yang beredar di ruang publik menunjukkan bahwa perekonomian nasional sedang mengalami tantangan besar.
Hal ini diperkuat oleh kebijakan pemerintah, seperti penerbitan Instruksi Presiden (Inpres) No. 1/2025 perihal efisiensi anggaran kementerian/lembaga termasuk transfer ke daerah dengan target efisiensi mencapai Rp306 triliun, kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen untuk barang mewah, serta rencana penarikan utang baru senilai Rp 775,86 triliun pada tahun ini.
Tanda-tanda melemahnya perekonomian juga terlihat dari banyaknya pemerhati dan komunitas yang aktif menyuarakan berbagai data di ruang publik mengenai gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) serta penurunan daya beli masyarakat atau konsumsi rumah tangga.
Data-data tersebut semakin diperkuat dengan penyebarluasan informasi mengenai kebangkrutan sejumlah perusahaan di berbagai sektor, seperti PT Sepatu Bata yang menghentikan produksi dan PT Sritex yang dinyatakan pailit.
Pada April 2024, dilaporkan bahwa Cibaduyut di Bandung, yang selama ini dikenal sebagai sentra industri sepatu, turut terdampak. Banyak produsen dan pedagang di kawasan tersebut terpaksa menutup usaha akibat penurunan drastis dalam volume penjualan selama beberapa tahun terakhir.
Baca juga: Hadir Pelantikan APLI, Bamsoet Dorong APLI untuk Tingkatkan Industri Penjualan Langsung di Indonesia
Akibat dari kondisi ini, semakin banyak orang kehilangan pekerjaan. Kementerian Ketenagakerjaan mencatat bahwa sepanjang tahun 2024, sebanyak 77.965 pekerja mengalami PHK, meningkat 20,21 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dampaknya terlihat pada daya beli masyarakat yang menurun, konsumsi rumah tangga yang melemah, serta meningkatnya angka pengangguran.
Kondisi ini menyebabkan Indonesia mengalami deflasi selama lima bulan berturut-turut pada 2024, yakni dari Mei hingga September. Deflasi mencerminkan melemahnya daya beli masyarakat, sekaligus menunjukkan penurunan produktivitas di sektor bisnis yang berdampak pada perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Pada kuartal III-2024, konsumsi rumah tangga hanya mengalami pertumbuhan sebesar 4,91 persen, yang berkontribusi pada rendahnya laju pertumbuhan ekonomi di periode yang sama, yaitu 4,95 persen.
Selain itu, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan penurunan jumlah kelas menengah juga berdampak pada melemahnya kinerja ekonomi Indonesia. Pada tahun 2019, jumlah kelas menengah tercatat mencapai 57,33 juta orang atau 21,45 persen dari total populasi.
Namun, pada tahun 2024, jumlah tersebut berkurang menjadi 47,85 juta orang atau 17,13 persen. Kondisi ini mencerminkan tantangan besar bagi perekonomian nasional dan menyoroti pentingnya tindakan pemulihan yang nyata.
Menurutnya, sebagai langkah awal dalam pemulihan ekonomi, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 47/2024 yang menghapus piutang macet bagi lebih dari satu juta pelaku UMKM dengan total nilai mencapai Rp 14 triliun.Â
Kebijakan ini dinilai sebagai langkah strategis untuk merevitalisasi sektor UMKM yang selama ini menjadi salah satu pilar utama ketahanan ekonomi Indonesia. UMKM berkontribusi lebih dari 60 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan mampu menyerap hingga 97 persen dari total tenaga kerja di Indonesia.
Di tengah tantangan ekonomi yang dihadapi, UMKM mengalami tekanan besar akibat pandemi COVID-19 dan masuknya produk impor dengan harga dumping. Data menunjukkan bahwa 48,6 persen UMKM telah mengalami kebangkrutan, dengan 30,5 persen di antaranya kehilangan permintaan dari pasar dalam negeri. Oleh karena itu, kebijakan Presiden Prabowo untuk memulihkan UMKM dianggap sebagai langkah yang tepat dan strategis dalam memperkuat kembali ekonomi nasional.
Bamsoet juga menekankan bahwa ke depan, komunitas pelaku UMKM mengharapkan kebijakan lanjutan dari pemerintah yang dapat memberi mereka kesempatan untuk pulih dan berkembang kembali.
Pengendalian impor terhadap berbagai produk manufaktur juga merupakan langkah penting yang perlu dipertimbangkan untuk melindungi industri domestik. Kebijakan impor sebaiknya disesuaikan dengan kapasitas UMKM dalam memproduksi barang serupa, agar sektor ini tetap dapat bersaing dengan kuat.
Dirinya menambahkan, peran para menteri di sektor ekonomi menjadi krusial dalam menindaklanjuti kebijakan yang telah dirancang oleh Presiden Prabowo. Dukungan kebijakan yang tepat dapat mempercepat pemulihan UMKM dan memperkuat kembali posisinya sebagai salah satu pilar ketahanan ekonomi nasional. Dengan demikian, pemulihan ekonomi yang diharapkan dapat segera terwujud dan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia. (*)
Baca juga: Bamsoet Apresiasi bakti sosial IMI dan MBI dalam Berikan Bansos kepada Korban Kebakaran Kemayoran
Artikel ini merupakan bagian dari inisiatif Lokal Asri yang berfokus pada lokalisasi nilai-nilai tujuan pembangunan berkelanjutan. Pelajari selengkapnya!
A member of

Follow our mission at
Bambang Soesatyo
Pemulihan Ekonomi Nasional
UMKM
Presiden Prabowo
SDG17-Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan
Berkat Pemberdayaan BRI, Pengusaha Batik Tulis Ini Bawa Warisan Budaya ke Pasar Global |
![]() |
---|
Terima Pengurus Indo Mini Club, Bamsoet Ajak Komunitas Otomotif Kembangkan Industri Ekonomi Kreatif |
![]() |
---|
Digitalisasi Pembayaran Transaksi Bisnis UMKM di Kalbar Dinilai Lebih Aman dan Transparan |
![]() |
---|
Wamendag Sebut Kerja Sama Dagang Indonesia dan Uni Eropa Penting untuk Perluas Ekspor |
![]() |
---|
Soal Gugatan Terhadap Prabowo ke PTUN karena Tak Pecat Yandri, Pengamat: Itu Hak Prerogatif Presiden |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.