Mantan Presiden Korea Selatan Didakwa Penyalahgunaan Kekuasaan
Mantan Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol didakwa atas tuduhan penyalahgunaan kekuasaan. Sebelumnya, ia diadili atas tuduhan pemberontakan…
Mantan Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, akan menerima dakwaan tambahan atas tuduhan penyalahgunaan kekuasaan, menurut kantor berita Korea Selatan, Yonhap.
Dakwaan susulan ini muncul saat Yoon diadili atas tuduhan pemberontakan menyusul pernyataan singkatnya tentang darurat militer pada awal Desember lalu.
Mahkamah Konstitusi Korea Selatan akhirnya mencabut semua kekuasaan dan hak istimewa Yoon pada awal bulan April dan mengukuhkan keputusan parlemen yang memakzulkannya pada Desember lalu.
Yoon belum ditahan
Kantor berita Yonhap yang mengutip kantor kejaksaan melaporkan bahwa Yoon belum ditahan atas dakwaan tambahan ini.
"Kami kini telah melanjutkan persidangan (atas pemberontakan) tersebut sambil melakukan penyelidikan tambahan atas tuduhan penyalahgunaan kekuasaan, yang mengarah pada dakwaan tambahan ini," kata jaksa dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis.
Dakwaan tambahan tersebut diumumkan sehari setelah penyidik menggeledah kediaman pribadi Yoon di ibu kota Korea Selatan, Seoul.
Penggeledahan tersebut merupakan bagian dari penyelidikan atas tuduhan penyuapan yang melibatkan istri Yoon, Kim Keon Hee, dan seorang dukun yang dituduh menerima hadiah bernilai fantastis atas nama mantan ibu negara tersebut.
Pengadilan atas tuduhan pemberontakan Yoon
Yoon pertama kali didakwa pada bulan Januari atas tuduhan sebagai "dalang dari sebuah pemberontakan” saat ia masih menjabat sebagai presiden.
Dakwaan yang berhubungan dengan pemberontakan tetap bisa diberlakukan kepadanya secara hukum meskipun ia memiliki kekebalan sebagai Presiden.
Jika terbukti bersalah atas dakwaan pemberontakan tersebut, Yoon bisa dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Secara teori, Yoon bisa saja menghadapi hukuman mati, tetapi Korea Selatan belum pernah mengeksekusi siapa pun sejak tahun 1997.
Korea Selatan terakhir kali menjatuhkan hukuman mati pada tahun 2018.
Dengan lengsernya Yoon dari jabatannya, Korea Selatan akan mengadakan pemilihan umum dadakan pada tanggal 3 Juni mendatang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.