Paus Fransiskus Wafat
Trump Dikecam Umat Katolik Usai Unggah Foto Kepausan Hasil AI
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menghadapi kritik keras setelah mengunggah foto berpakaian kepausan hasil rekayasa AI.
Penulis:
Yunita Rahmayanti
Editor:
timtribunsolo
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menghadapi kritik tajam setelah mengunggah foto hasil rekayasa Artificial Intelligence (AI) yang menunjukkan dirinya mengenakan pakaian kepausan.
Unggahan tersebut dilakukan hanya 11 hari setelah wafatnya Paus Fransiskus pada 21 April 2025.
Foto yang diunggah pada 3 Mei 2025 menampilkan Trump mengenakan jubah putih dan mitra, serta salib besar di lehernya.
Sebelumnya, dalam sebuah pernyataan, Trump bercanda bahwa ia ingin menjadi Paus berikutnya, "Saya ingin menjadi Paus. Itu akan menjadi pilihan nomor satu saya," ujarnya kepada wartawan di Gedung Putih pada 30 April.
Saat ini, konklaf untuk memilih Paus baru sedang berlangsung setelah Paus Fransiskus meninggal dunia pada usia 88 tahun akibat stroke dan gagal jantung.
Reaksi dari Umat Katolik
Unggahan Trump menuai kemarahan dari berbagai kalangan, termasuk umat Katolik.
Kelompok Republik konservatif yang menentang Trump menyebut foto tersebut sebagai "penghinaan terang-terangan" terhadap umat Katolik dan iman mereka.
"Postingan yang tidak sopan ini langsung menuai kemarahan di platform X," ungkap laporan dari The Hill.
Juru bicara Vatikan, Matteo Bruni, menolak mengomentari gambar tersebut selama pengarahan mengenai pemilihan paus baru.
Mantan Perdana Menteri Italia, Matteo Renzi, juga menyatakan bahwa foto tersebut menyinggung umat Katolik.
Baca juga: Trump Bercanda Ingin Jadi Paus Vatikan Berikutnya, Gantikan Paus Fransiskus
"Ini adalah gambar yang menyinggung orang beriman dan menghina lembaga," tulisnya di platform X.
Penolakan dari Uskup Katolik
Para uskup Katolik di negara bagian New York juga menyatakan ketidaksenangan mereka terhadap unggahan tersebut.
"Tidak ada yang pintar atau lucu tentang gambar ini, Tuan Presiden. Kami baru saja menguburkan Paus Fransiskus terkasih kami," tulis mereka.
Sementara itu, Wakil Presiden AS, JD Vance, yang berpindah agama menjadi Katolik pada tahun 2019, tidak memberikan tanggapan langsung terhadap postingan Trump.
"Secara umum, saya baik-baik saja dengan orang-orang yang menceritakan lelucon, tetapi tidak baik-baik saja dengan orang-orang yang memulai perang bodoh yang menewaskan ribuan orang," ujarnya.
Unggahan tersebut, yang juga diposting ulang oleh akun resmi Gedung Putih, menunjukkan dampak besar dari tindakan Trump di tengah proses pemilihan pemimpin baru bagi umat Katolik.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.