Paus Fransiskus Wafat
Italia Tetapkan Lima Hari Berkabung Nasional untuk Mengenang Paus Fransiskus
Italia mewajibkan pengibaran bendera setengah tiang dan mengheningkan cipta selama satu menit di sekolah.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Italia resmi mengumumkan lima hari berkabung nasional untuk mengenang Paus Fransiskus.
Pemimpin Tertinggi Vatikan itu wafat pada Senin Paskah (21/4/2025) pada usia 88 tahun.
Masa berkabung dimulai Selasa (22/4/2025) dan akan berlangsung hingga Sabtu (26/4/2025).
Paus Fransiskus kemudian dimakamkan di Basilika Santo Petrus, Roma.
Keputusan ini diumumkan setelah pertemuan Dewan Menteri yang dipimpin Perdana Menteri Giorgia Meloni pada Selasa (22/4/2025) pagi, sebagaimana dilaporkan Wanted in Rome dan ANSA.
Fabio Ciciliano, kepala departemen perlindungan sipil Italia, ditunjuk sebagai komisaris khusus untuk mengatur prosesi pemakaman.
Ia diperkirakan akan menarik peziarah dan pemimpin dunia dari berbagai negara.
Dalam masa berkabung ini, Italia mewajibkan pengibaran bendera setengah tiang dan mengheningkan cipta selama satu menit di sekolah.
Pejabat pemerintah diminta menangguhkan agenda resmi dan hanya menghadiri kegiatan amal.
Meski hari berkabung itu bukan hari libur resmi, perusahaan dan sekolah diperbolehkan tutup atas kebijakan masing-masing.
Kantor-kantor publik tetap beroperasi seperti biasa.
Baca juga: Suasana Haru Warnai Kedubes Vatikan, Umat Katolik Tuliskan Doa dan Pesan Untuk Paus Fransiskus
Menteri Perlindungan Sipil Nello Musumeci menegaskan bahwa perayaan Hari Pembebasan Italia (Festa della Liberazione) yang jatuh pada Jumat (25/4/2025), tetap dapat dilangsungkan dalam suasana yang tenang dan penuh kesadaran.
Italia terakhir kali menetapkan hari berkabung nasional untuk seorang Paus pada 2005, saat wafatnya Yohanes Paulus II.
Hari berkabung nasional juga pernah diberlakukan untuk bencana seperti gempa L'Aquila (2009), tragedi Jembatan Morandi (2018), dan wafatnya Silvio Berlusconi (2023), menurut BBC.
Sesuai dengan wasiatnya, ia meminta dimakamkan hanya dalam satu peti kayu sederhana berlapis seng, bukan tiga peti tradisional.
Jenazah juga tidak akan disemayamkan di atas panggung tinggi seperti biasa, meskipun publik tetap diberi kesempatan untuk memberi penghormatan.
Presiden AS Donald Trump dan Presiden Argentina Javier Milei dijadwalkan hadir dalam upacara tersebut.
(bet365×ãÇòͶעnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.