Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Rekrut 160.000 Tentara Baru, Krisis Pasukan Terungkap?
Rusia diisukan Krisis pasukan usai Presiden Valdimir Putin menambah rekrutmen militer,meningkat tajam jadi 160.000 prajurit baru, simak faktanya!
Penulis:
Namira Yunia Lestanti
Editor:
timtribunsolo
TRIBUNNEWS.COM 鈥 Dalam langkah untuk memperkuat angkatan bersenjata Rusia, Presiden Vladimir Putin pada 15 Juli 2025 mengumumkan penambahan rekrutmen sebanyak 160.000 prajurit baru.
Ini merupakan peningkatan signifikan dari program wajib militer sebelumnya yang hanya merekrut 150.000 orang pada musim semi tahun lalu, serta 134.500 pada tahun 2022.
Mengapa Putin Meningkatkan Jumlah Tentara?
Rekrutmen tambahan ini adalah bagian dari upaya Rusia untuk memperluas jajaran militernya.
Putin sebelumnya telah memerintahkan penambahan tentara menjadi 1,5 juta prajurit aktif dalam tiga tahun terakhir.
Selain itu, Rusia juga menerapkan wajib militer dua kali setahun, di mana pria berusia 18-30 tahun diwajibkan untuk mendaftar.
Kementerian Pertahanan Rusia menegaskan bahwa para prajurit yang direkrut melalui wajib militer ini tidak akan dikirim ke medan perang, melainkan akan bertugas menjaga pertahanan negara. "Kampanye wajib militer yang akan datang sama sekali tidak terkait dengan operasi militer khusus di Ukraina," jelas Kementerian Pertahanan melalui media sosial, seperti yang dikutip oleh The Moscow Times.
Apa yang Ditawarkan kepada Calon Prajurit?
Untuk menarik lebih banyak orang mendaftar sebagai tentara kontrak berbayar, Putin menawarkan gaji tinggi serta bonus pendaftaran yang besar.
Calon tentara yang menerima tawaran tersebut akan mendapatkan kompensasi sebesar 52 juta rubel, setara dengan sekitar Rp 973 juta.
Selain itu, mereka yang bersedia ikut serta dalam pertempuran di Ukraina dapat menerima pembayaran tunai yang lebih besar, hingga sekitar 5.690 dollar AS, atau 11.390 dollar AS jika mereka terluka.
Bagi keluarga prajurit yang kehilangan nyawa dalam pertempuran, pemerintah menawarkan kompensasi sebesar 34.150 dollar AS, atau sekitar Rp 554 juta.
Apakah Rusia Mengalami Krisis Pasukan?
Kenaikan jumlah rekrutmen ini memunculkan spekulasi di kalangan analis bahwa Rusia mungkin sedang menghadapi krisis pasukan.
Menurut Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Lloyd Austin, lebih dari 700.000 tentara Rusia telah menjadi korban sejak invasi ke Ukraina dimulai pada tahun 2022. 鈥淪ejak 2022, Rusia telah mengalami lebih dari 700.000 korban di Ukraina. Jumlah tersebut lebih banyak dibanding semua konflik yang dialami Moskow sejak Perang Dunia II digabungkan,鈥 ungkap Austin di laman resmi Kementerian Pertahanan AS.
Sumber-sumber lain, termasuk Angkatan Bersenjata Ukraina dan laporan Pemerintah Inggris, memperkirakan jumlah tentara Rusia yang tewas atau terluka juga sangat signifikan, dengan angka mendekati 707.540 pada November 2024.
Siapa yang Membantu Rusia di Medan Perang?
Dalam upaya untuk mengatasi kekurangan pasukan, Korea Utara kembali mengirimkan 3.000 tentara tambahan ke Rusia, sehingga total prajurit Korut yang berada di Rusia mencapai sekitar 11.000 tentara.
Pasukan ini diberangkatkan dengan menggunakan kapal kargo dan pesawat militer Rusia, sebagaimana dilaporkan oleh CNN International.
Selain menambah jumlah prajurit, Korea Utara juga memasok amunisi tambahan, termasuk rudal balistik jarak pendek, serta 220 howitzer dan peluncur roket ganda 240 milimeter, yang diharapkan dapat memperkuat posisi Rusia di medan perang.
Dengan semua langkah ini, Putin berusaha memperkuat kekuatan militer Rusia di tengah tantangan besar yang dihadapinya, baik dari segi jumlah pasukan maupun dalam konteks konflik yang sedang berlangsung di Ukraina.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.