Pemerintah Getol Cari Utang Baru Sejak Awal 2025, Ada Potensi Gejolak Ekonomi di Semester II 2025?
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menerbitkan SBN sebesar Rp 413,97 triliun.Â
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah secara agresif atau getol mencari utang baru sejak awal 2025 melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) maupun instrumen lainnya.
Sampai dengan 17 April 2025, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menerbitkan SBN sebesar Rp 413,97 triliun.Â
Jumlah ini setara 64,43 persen dari target pembiayaan melalui SBN dalam APBN 2025 yang ditetapkan sebesar Rp 642,5 triliun.
Kepala Makroekonomi dan Keuangan Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Muhammad Rizal Taufikurahman menyebut, langkah ini berkaitan dengan antisipasi terhadap potensi tekanan di semester II 2025, baik dari sisi eksternal seperti arah kebijakan suku bunga The Fed, ketidakpastian pasar global, maupun risiko geopolitik.
Baca juga: Menteri Maman Abdurrahman Ungkap Sulitnya Hapus Utang 1 Juta UMKM di Perbankan
"Kalau melihat tren ini, cukup besar kemungkinan realisasi penerbitan bisa tembus 75?hkan mendekati 80?ri target APBN di semester I tahun ini," ungkap Rizal dikutip dari Kontan, Selasa (13/5/2025).
Menurutnya, urgensi penerapan strategi front loading ini juga tidak terlepas dari kebutuhan pembiayaan yang tinggi di awal tahun, termasuk untuk mendukung belanja-belanja prioritas.
Dengan mengamankan pembiayaan lebih awal, pemerintah bisa memitigasi risiko volatilitas yang bisa mengganggu cost of fund ke depan.Â
"Selain itu, ketika kondisi pasar masih relatif kondusif dan likuiditas memadai, tentu akan lebih efisien bagi pemerintah untuk masuk pasar lebih agresif," ungkap Rizal.
Rizal menyebut ini juga bisa memberi sinyal positif ke pasar bahwa pemerintah memiliki manajemen risiko yang antisipatif, terutama dalam menjaga stabilitas fiskal dan menjaga agar tekanan terhadap APBN tidak menumpuk di akhir tahun.
Utang Baru Rp250 Triliun
Sebelumnya, pemerintah Indonesia telah menarik utang baru senilai Rp250 triliun hingga Maret 2025.Â
Nilai itu setara 40,6 persen dari target Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun 2025.Â
"Realisasi pembiayaan tetap sesuai yang direncanakan atau on track, yaitu mencapai Rp 250 triliun atau 40,6 persen target APBN 2025 yang sebesar Rp 775,9 triliun," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers KSSK secara virtual, beberapa waktu lalu.
Bendahara negara itu menegaskan penarikan utang baru ini akan dilakukan secara hati-hati dan terukur dengan memperhatikan outlook dari defisit APBN serta ketersediaan likuiditas pemerintah.
Respons KPK Disomasi MAKI Segera Tetapkan Tersangka Kasus Korupsi CSR BI |
![]() |
---|
Menteri Maman Abdurrahman Ungkap Sulitnya Hapus Utang 1 Juta UMKM di Perbankan |
![]() |
---|
Cadangan Devisa Indonesia Akhir April 2025 Turun Jadi 152,5 Miliar Dolar ASÂ |
![]() |
---|
Nilai Tukar Rupiah Hari ini 7 Mei 2025: Dollar AS Terus Menekan ke Level Rp 16.640 |
![]() |
---|
Pemerintah Tambah Kuota Rumah Subsidi Jadi 350 Ribu Unit |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.