Potensi Pasar Keamanan Siber Besar, ITSEC Ungkap Pasar Paling Seksi
Precedence Research mencatat pasar keamanan siber global mencapai 238,13 miliar dolar AS pada tahun 2023.
Penulis:
Lita Febriani
Editor:
Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lajunya perkembangan digital membuka celah rentan hampir di segala sisi. Guna melindungi sistem seperti pada komputer, jaringan hingga data, diperlukan praktik perlindungan keamanan siber.Ìý
Precedence Research mencatat pasar keamanan siber global mencapai 238,13 miliar dolar AS pada tahun 2023.
Angkanya diperkirakan mencapai 268,13 miliar dolar AS pada tahun 2024. Pasarnya diproyeksi tumbuh sekitar 878,48 miliar dolar AS pada tahun 2034. Di Indonesia sendiri, pasar keamanan siber diperkirakan dapat mencapai 2,7 miliar dolar.
Baca juga: BRI Imbau Nasabah Hindari Modus Penipuan dan Kejahatan Siber Selama Periode Lebaran
Direktur PT ITSEC Asia Tbk Eko Prasudi Widianto membenarkan jika potensi pasar keamanan siber di Tanah Air masih sangat besar.
"Harus diakui masih ada segmen tertentu yang betul-betul tingkat maksimal levelnya di bidang service-service sudah sangat tinggi dan masih ada segmen yang belum maksimal," tutur Eko usai Konferensi Pers Road to ITSEC: Cybersecurity Summit 2025, di Jakarta, Senin (28/4/2025).
ITSEC menyatakan, pasar keamanan siber paling mature dan sadar akan pentingnya memberikan perlindungan terhadap data dan jaringan adalah perusahaan besar.
Banyak perusahaan besar sudah melek terhadap pentingnya mengamankan data mereka agar terhindar dari kejahatan siber.
Meski sangat penting melindungi data, nyatanya masih banyak perusahaan kelas menengah ke bawah masih belum menganggap hal ini penting.
Baca juga: Filipina Tahan Lebih dari 160 Orang atas Dugaan Kejahatan Siber
"Faktanya yang menengah ke bawah ini punya porsi yang paling besar. Lebih besar daripada yang paling major di Indonesia," jelas Eko.
Anggapan perlindungan siber yang mahal masih menjadi kendala utama perusahaan menengah ke bawah untuk mengadopsi keamanan data hingga jaringan mereka.
"Awareness tentang pentingnya cybersecurity. Makanya kita bikin edukasi. Lalu kita punya tim R&D yang memproduksi sebuah software yang kita buat khusus berdasarkan karakter market menengah ke bawah dengan harga yang sangat afforfable," terangnya.
Baca juga: Kerugian Kejahatan Siber Secara Global Diperkirakan Mencapai 10,5 Triliun Dolar AS
Eko memastikan, produk keamanan siber yang dibuat ITSEC merupakan 100 persen buatan Indonesia dan telah memiliki TKDN.
"Dengan TKDN-nya 100 persen, Â secara teknis bisa diadu, bisa di test. Di test juga tidak kalah dengan produk-produk yang di luar. Itu kita bisa buktikan karena klien kita bukan cuma dari Indonesia, kita juga sudah punya klien yang menggunakan itu dari luar. Produk ini sudah dipakai di Afrika, India, Timur Tengah dan dalam waktu dekat ini kita sudah akan memulai buka market baru di Amerika Selatan dan Jepang," kata Presiden Direktur PT ITSEC Asia Tbk Joseph Edi Hut Lumban Gaol.
Forum ASBANDA 2025: Keamanan Siber Jadi Tantangan Perbankan di Daerah |
![]() |
---|
UU Kejahatan Siber Pakistan Dikritik karena Kerap 'Membungkam' |
![]() |
---|
Hadapi Serangan Siber, BSSN Siapkan Ribuan SDM yang Kompeten Lewat Hal Ini |
![]() |
---|
Bentuk Tim Tanggap Insiden Siber, Kepala BSSN Hinsa Siburian Jelaskan Tugas dan Fungsinya |
![]() |
---|
Prediksi Ancaman Siber 2025: Berbasis AI, Lebih Besar dan Berani |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.