Cegah Kasus Kebakaran Kapal Phinisi di Labuan Bajo, Sektor Industri Kembangkan APAR Non-Konduktif
Untuk mencegah kasus serupa terulang lagi, setiap kapal disarankan memiliki alat pemadam api ringan (APAR) semiotomatis flame accurate termination.
Penulis:
Choirul Arifin
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anda masih ingat kasus terbakarnya kapal wisata Phinisi di perairan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, September 2024 lalu.
Kapal wisata itu terbakar saat sedang berlabuh di dekat Pelabuhan Marina Waterfront Labuan Bajo dan sedang menjalani perbaikan mesin.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo Stephanus Risdiyanto mengatakan, api awalnya membakar genset lalu memicu asap di bagian belakang kapal.
Kasus ini tidak menimbulkan korban jiwa tapi membawa kerugian bagi pemilik kapal dan memicu pencemaran.
Baca juga: Alasan Kapal Phinisi Jadi Transportasi Wisata Wajib di Indonesia
Kasus kapal terbakar sebelumya juga pernah terjadi di Labuan Bajo. Untuk mencegah kasus serupa terulang lagi, setiap kapal disarankan memiliki alat pemadam api ringan (APAR) semiotomatis flame accurate termination.
Chief Executive Officer (CEO) PT Fast, Willy Hadiwijaya mengatakan, sepanjang 2024 pihaknya telah mengembangkan sebuah APAR semi otomatis/thermatic, yang diberi nama Flame Accurate Termination (FLAT) dengan kode produk AF11E.
"APAR Hartindo AF11E Flat memiliki teknologi Clean Agent yang dengan bisa mendeteksi dan membunuh api di dalam ruangan mesin kapal tanpa meninggalkan residu atau kotoran," kata Willy dikutip Jumat, 14 Februari 2025.
Dia menjelaskan, APAR jenis ini bersifat non-konduktif alias tidak merusak sistem kelistrikan mesin pada kapal.
Ini karena material AF11E memiliki berbagai sertifikasi internasional, dan dipakai secara resmi oleh berbagai instansi negara.
"Salah satunya digunakan sebagai pemadam sentral pada seluruh Kapal KRI milik TNI AL, dan juga banyak digunakan di panel listrik maupun pembangkit milik PLN," beber Willy.
Willy mengatakan, pada 12 Februari 2025, pihaknya datang ke Labuan Bajo atas inisiasi Julio, pengusaha sektor pariwisata Bajo.Ìý
Keduanya kemudian sepakat menggelar sosialisasi tentang pentingnya fire safety protection yang bertajuk 'Wisata Bajo Berjaya, Tetap Manyala Tanpa Bahaya'.
Kegiatan ini juga dihadiri berbagai pemangku kepentingan terkait keselamatan, seperti KSOP, Kapolres, Danlanal, Basarnas serta asosiasi pemilik kapal di Labuan Bajo.
"Hari sial memang tidak pernah ada di kalender, tapi alangkah baiknya kita meningkatkan kewaspadaan dalam situasi dan kondisi apapun di mana pun," kata Willy.
"Dengan hadirnya solusi ini, semoga tingkat musibah kebakaran kapal wisata di Labuan Bajo dapat diredam dan pariwisata Bajo kembali berjaya," imbuh Willy.(tribunnews/fin)
Ìý
Mayat Wanita Tanpa Identitas Ditemukan di Long Pink Beach Labuan Bajo, Wajah Rusak |
![]() |
---|
Menkes Terpeleset di Kamar Mandi Akibat Hipoglikemia, Alami Luka di Kelopak Mata |
![]() |
---|
Dorong Pariwisata Kelas Dunia, 5 Destinasi Wisata Ikonik Direvitalisasi |
![]() |
---|
Uang Donasi Agus Salim Dialihkan Bikin Denny Sumargo Geram, Singgung Kesabaran, Apa yang Terjadi? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.